Setelah Ketua Umum Partai Gerundra Prabowo Subianto yang melakukan kritik kepada pemerintah, kini giliran Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah buka suara. Dia menyindir proyek-proyek infrastruktur pemerintah.
Fahri memandang pembangunan jalan tol dan bandara tak banyak bermanfaat bagi masyarakat kecil dan mengorbankan kepentingan lain.
"Gara-gara kita membangun tol itu, kita mengorbankan 5.000 puskesmas yang sudah dijanjikan Pak Jokowi dan semua janji lainnya yang begitu banyak, termasuk buyback Indosat dan sebagainya, itu supaya kita mengontrol industri seluler kita. Nggak dilakukan," ujar Fahri di kompleks parlemen, Senayan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Fahri, jalan tol tak dekat dengan rakyat kecil. Pembangunan jalan tol dianggap Fahri hanya menyenangkan orang-orang kaya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pun menjawab kritikan itu. Secara umum dia menjelaskan bahwa pembangunan jalan tol memiliki dampak yang cukup luas bagi perekonomian negara.
"Itu mungkin visinya beliau, tapi tidak ekstrem begitu. Misalnya kita bangun rumah, industri yang terkoneksi untuk bangun rumah itu sekitar 150 industri. Mulai dari pasir, batu bata, paku, sampai rice coocker, AC, kulkas, kipas angin, banyak," katanya kepada detikFinance.
Dalam proses pembangunan jalan tol sendiri, kata dia turut dirasakan masyarakat sekitar manfaatnya. Seperti rumah makan warteg ataupun warung kopi jadi ramai dan dipadati para pekerja.
Selain itu tentunya banyak industri terkait yang mendapatkan manfaatnya, seperti semen, baja, beton dan lainnya. Setelah beroperasi, jalan tol bisa menumbuhkan perumahan di sekitar hingga kawasan industri, ditambah lagi membantu kemudahan jalur logistik.
Dia juga menegaskan, pemerintah setiap kali membangun infrastruktur pasti melakukan studi kelayakan terlebih dahulu. Hal itu untuk memastikan bukan hanya mengukur kemampuan untuk membangun, tapi juga kebutuhan hingga manfaatnya kepada masyarakat setelah terbangun.
"Misalnya bandara siapa yang memanfaatkan kalau bukan masyarakat. Untuk bangun bandara itu ada feasibility study-nya. Bandara Cengkareng itu dibangun untuk masa waktu berapa tahun, belum waktunya sudah penuh. Jadi saya kira tidak sembarangan juga membangun infrastruktur. Kalau FS-nya bilang tidak harus sekarang ya tidak dibangun," tegasnya.
Pemerintah, kata Basuki, melakukan pembangunan pemerataan secara bertahap. Kali ini pemerintah memang fokus untuk membangun infrastruktur, setelah selesai baru pemerintah mulai membangun SDM.
"Kalau mau dikerjakan semuanya, akhirnya malah tidak jadi semua. Itu hanya pilihan," tuturnya (eds/dna)