Airlangga mengatakan secara garis beras langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi ketidakpastian global seperti kondisi perang dagang hingga fluktuasi nilai tukar dengan cara memperkuat ekonomi nasional dan memberikan rasam aman bagi pelaku usaha.
"Jadi yang pertama tentu, menyikapi kondisi ekonomi makro maupun mikro di dunia dan dalam negeri, pokok bahasan utamanya adalah bagaimana kita memperkuat ekonomi nasional, juga memberi ketentraman kepada industri nasional atau para pengusaha agar iklim investasi bisa dijaga," kata Airlangga di Istana Bogor, Senin (9/7/2018).
Berikut jurus yang bakal dilakukan pemerintah. Pertama, optimalisasi fiskal dengan menerapkan bea keluar, bea masuk, dan harmonisasi bea masuk, agar industri punya daya saing dan mampu melakukan ekspor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelima, memberikan insentif ke UMKM, terutama di bidang furniture misalnya Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang akan disubsidi oleh pemerintah.
Keenam, pemanfaatan tingkat kandungan dalam negeri agar utilisasi industri dapat ditingkatkan untuk memenuhi ketersediaan bahan baku termasuk korporasi-korporasi di Tuban yang bergerak di sektor petrokimia mau pun BBM. Ketujuh, meningkatkan penggunaan biodiesel 20% (B20) sekaligus dikaji penggunaan biodiesel ke 30% (B30) karena itu akan meningkatkan konsumsi biodiesel sebesar 500.000 ton/tahun.
Terakhir atau kedelapan, memaksimalkan potensi wisata dengan mengembangkan bandara dan maskapai berbiaya hemat (low cost carrier/LCC).