Prabowo Sebut RI Kini Anut Ekonomi Neolib, Benarkah?

Prabowo Sebut RI Kini Anut Ekonomi Neolib, Benarkah?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 08 Agu 2018 10:07 WIB
Prabowo Sebut RI Kini Anut Ekonomi Neolib, Benarkah?
Foto: Agung Pambudhy
Ekonom PermataBank Josua Pardede menjelaskan konsep paham neoliberalisme biasanya dianut oleh negara-negara maju yang sudah memiliki pendapatan perkapita yang tinggi.

"Jika pendapatan perkapitanya tinggi sehingga negara itu tidak membutuhkan intervensi pemerintah lagi dalam menggerakkan roda perekonomian," kata Josua kepada detikFinance.

Selain itu pada umumnya negara yang menganut neolib adalah negara yang tidak memiliki program jaminan kesehatan atau program infrastruktur. Nah ini akhirnya mendorong krisis ekonomi di negara tersebut.

Sementara itu di Indonesia, jika merefleksi perekonomiannya pertumbuhan Indonesia cenderung stabil di kisaran 5%. Kemudian dibarengi dengan tingkat ketimpangan pendapatan yang menurun, pengendalian inflasi yang terkendali dan baik serta kemiskinan yang menurun.

"Semua hal tersebut dicapai dengan tingginya peran pemerintah dan bukan karena mekanisme pasar," ujar dia.

Dia menyebutkan pernyataan Indonesia menganut sistem neoliberalisme merupakan pernyataan yang tidak valid dan tidak relevan.

Pasalnya, negara yang menganut sistem neoliberalisme itu ditandai dengan rendahnya peran pemerintah dalam mengelola perekonomian sedangkan peran pasar sangat tinggi. Sedangkan dengan berbagai kebijakan pemerintah saat ini menunjukkan bahwa peran pemerintah sangat besar dalam mengelola perekonomian.

"Misalnya kebijakan pemberian bantuan sosial yang diluncurkan pemerintah dalam rangka menjaga dan mendorong daya beli masyarakat 40% terbawah menunjukkan bahwa intervensi pemerintah dalam memajukan pemerataan pembangunan," jelas dia.

Kemudian paket kebijakan dalam rangka reformasi struktural menunjukkan bahwa pemerintah sangat berperan dalam mendorong kemajuan perekonomian. (kil/eds)

Hide Ads