Komite Perdagangan dan Industri Bahan Baku Farmasi Gabungan Pengusaha (GP Farmasi) memastikan tidak terdampak besar dari aksi pemerintah yang meninjau kembali sekitar 900 komoditas impor.
Ketua GP Farmasi Vincent Harijanto mengatakan 900 komoditas impor ini merupakan barang konsumsi yang tidak dilakukan di sektor farmasi.
"Kita cari, barang konsumsi obat tidak ada, karena yang kita impor bahan baku obatnya," kata Vincent saat acara Kongkow Bisnis Pas FM, Jakarta, Rabu (29/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Obat jadi yang diimpor, kata Vincent pun memang diperbolehkan oleh pemerintah lantaran spesifikasinya yang belum bisa diproduksi dalam negeri. Contohnya adalah obat anti kanker dan anti virus.
Dia menjelaskan, evaluasi 900 komoditas impor ini juga tidak akan menurunkan kinerja ekspor nasional. Vincent bilang, bahan baku obat tanah air lebih banyak didapat dari India.
Sehingga dari sektor farmasi tidak akan memberikan dampak besar terhadap defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang sekitar 3% terhadap PDB.