Pemerintah memutuskan untuk mengimpor garam industri sebanyak 2,37 juta ton atau lebih kecil dari total kebutuhan 3,7 juta ton. Keputusan tersebut dilakukan berdasarkan permintaan beberapa perusahaan industri.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan impor bahan baku harus dilakukan, sebab kualitas garam industri berbeda dengan yang produksi oleh petani lokal.
"Kita harus realistis ya bahwa industri kita butuh yang namanya garam dengan kualitas beda yang dihasilkan oleh petani garam. Itu beda, pasar beda, segmen beda, kualitas beda. Kalau kita tidak impor garam industri, akibatnya apa? industri bisa berhenti meskipun penggunaannya hanya 2% tapi juga jadi kunci," kata Jokowi usai meresmikan roadmap Making Indonesia 4.0 di JCC, Rabu (4/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tolong dibedakan garam industri dengan garam rakyat, saya pantau terus, harga garam yang di Madura, NTT, Aceh masih pada posisi harga yang baik," ungkap dia.
Tidak hanya itu, Mantan Wali Kota Solo ini juga sudah memerintahkan seluruh aparat penegak hukum untuk menjaga realisasi impor garam khusus industri agar tidak rembes di pasar.
"Sudah saya perintah kepada aparat untuk menjaga agar ini tidak merembes," tutup dia.