Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memangkas anggaran Rp 3,6 triliun dalam melaksanakan realokasi anggaran dan refocussing anggaran untuk menanggulangi virus Corona (COVID-19). Langkah tersebut dikritisi keras oleh beberapa anggota Komisi IV DPR RI.
Menurut anggota Komisi IV Suhardi Duka dari fraksi Demokrat, Kementan punya tanggung jawab besar dalam menjaga ketersediaan pangan di Indonesia. Ia berpendapat, seharusnya anggaran Kementanlah yang dipertahankan atau bahkan ditambah untuk menjamin ketersediaan pangan di Indonesia.
"Ada dua langkah tentunya pencegahan supaya tidak terpapar kita, dan pencegahan agar kita tidak lapar. Saya kira di sinilah poinnya bagaimana pangan tersedia. Karena ini menjadi ancaman kedua kalau pangan tidak tersedia di masyarakat. Kementan kehilangan Rp 3,6 triliun, ini saya agak heran. Justru Kemendikbud bertambah Rp 34 triliun. Kita ini mau perang harus sarjana dulu baru bisa menang kayaknya," kata Suhardi dalam rapat kerja virtual dengan Kementan, Kamis (16/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pemangkasan yang dilakukan Kementan, ia menyoroti proporsi anggaran di Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang melakukan penghematan sebesar Rp 1,5 triliun. Begitu juga dengan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang memangkas Rp 907 miliar.
"Sesungguhnya kedua eselon ini kan jadi penopang di Kementan. Janganlah dilakukan pengurangan terhadap pengadaan bibit, kalau ini yang di refocussing maka dampaknya ke depan akan mengurangi produksi. Kalau bibit padi, jagung, dan bibit-bibit lain dikurangi saya kira ini akan mengurangi produktivitas," tegas Suhardi.
Ia pun meminta agar Kementan fokus memangkas anggaran pada kegiatan sosialisasi, penelitian, kunjungan kerja, dan sebagainya.
"Kenapa bukan pelatihan, penelitian di Litbang dan PPSDM yang oleh arahan Pak Presiden kan seperti itu. Rp 1,8 triliun di eselon ini, kalau ditarik Rp 700-800 miliar saya kira bisa untuk tidak mengurangi yang ada di tanaman pangan dan PSP," ujar Suhardi.
Simak Video "Video Kala Mentan Endus 'Mafia' di Balik Harga Beras Naik saat Stok Aman"
[Gambas:Video 20detik]