Anggaran Dipangkas Rp 3 T, Kementan Bisa Jaga Pangan saat Corona?

Anggaran Dipangkas Rp 3 T, Kementan Bisa Jaga Pangan saat Corona?

Vadhia Lidyana - detikFinance
Kamis, 16 Apr 2020 15:29 WIB
Kementan
Foto: Kementan
Jakarta -

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memangkas anggaran Rp 3,6 triliun dalam melaksanakan realokasi anggaran dan refocussing anggaran untuk menanggulangi virus Corona (COVID-19). Langkah tersebut dikritisi keras oleh beberapa anggota Komisi IV DPR RI.

Menurut anggota Komisi IV Suhardi Duka dari fraksi Demokrat, Kementan punya tanggung jawab besar dalam menjaga ketersediaan pangan di Indonesia. Ia berpendapat, seharusnya anggaran Kementanlah yang dipertahankan atau bahkan ditambah untuk menjamin ketersediaan pangan di Indonesia.

"Ada dua langkah tentunya pencegahan supaya tidak terpapar kita, dan pencegahan agar kita tidak lapar. Saya kira di sinilah poinnya bagaimana pangan tersedia. Karena ini menjadi ancaman kedua kalau pangan tidak tersedia di masyarakat. Kementan kehilangan Rp 3,6 triliun, ini saya agak heran. Justru Kemendikbud bertambah Rp 34 triliun. Kita ini mau perang harus sarjana dulu baru bisa menang kayaknya," kata Suhardi dalam rapat kerja virtual dengan Kementan, Kamis (16/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pemangkasan yang dilakukan Kementan, ia menyoroti proporsi anggaran di Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang melakukan penghematan sebesar Rp 1,5 triliun. Begitu juga dengan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang memangkas Rp 907 miliar.

"Sesungguhnya kedua eselon ini kan jadi penopang di Kementan. Janganlah dilakukan pengurangan terhadap pengadaan bibit, kalau ini yang di refocussing maka dampaknya ke depan akan mengurangi produksi. Kalau bibit padi, jagung, dan bibit-bibit lain dikurangi saya kira ini akan mengurangi produktivitas," tegas Suhardi.

ADVERTISEMENT

Ia pun meminta agar Kementan fokus memangkas anggaran pada kegiatan sosialisasi, penelitian, kunjungan kerja, dan sebagainya.

"Kenapa bukan pelatihan, penelitian di Litbang dan PPSDM yang oleh arahan Pak Presiden kan seperti itu. Rp 1,8 triliun di eselon ini, kalau ditarik Rp 700-800 miliar saya kira bisa untuk tidak mengurangi yang ada di tanaman pangan dan PSP," ujar Suhardi.

Dalam kesempatan yang sama, Andi Akmal Pasluddin dari fraksi PKS menyuarakan hal serupa. Menurutnya, Kementan perlu mempertahankan anggaran bukan hanya untuk menjaga ketersediaan pangan di tengah Corona, tapi juga mengantisipasi krisis pangan yang diprediksi Food Agriculture Organization (FAO).

"Sebagai anggota Komisi IV sangat menyayangkan adanya pemotongan 17% dari anggaran Kementan. Padahal sama dengan Pak Suhardi Duka katakan kita berperang bukan hanya dengan COVID-19. Tapi tentang ketersediaan pangan kita. Bahkan, FAO sudah memprediksi bahwa 2020 akan kesulitan pangan. Itu menjadi catatan dan kritis pada pemerintah, Presiden, dan Menkeu kenapa ini dilakukan," kata Andi.

Ia juga menyoroti refocussing anggaran Kementan sebesar Rp 1,06 triliun yang diperuntukkan pada program social safety net. Sementara untuk pengamanan ketersediaan pangan hanya Rp 198,95 miliar.

"Padahal di social safety net ini semua Kementerian telah melaksanakan program ini, Kementerian PUPR dan lain-lain. Yang menurut saya harusnya kita perbanyak untuk program ketersediaan pangan yang anggarannya hanya Rp 198 miliar," imbuh Andi.

Ia meminta agar Kementan lebih cermat dalam merealokasi anggarannya.

"Saya kira banyak yang bisa dipotong dan difokuskan pada penyediaan pangan. Misalnya anggaran di hortikultura. Dikatakan Presiden tidak boleh ada kunjungan kerja, tidak boleh ada sosialisasi, tapi di sini masih ada bimbingan teknis, sosialisasi, dan peraturan Rp 85 miliar. Ini perlu dievaluasi," pungkas Andi.



Simak Video "Video Kala Mentan Endus 'Mafia' di Balik Harga Beras Naik saat Stok Aman"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads