Untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia dari pandemi COVID-19 pemerintah sudah mempersiapkan anggaran stimulus dengan total Rp 405 triliun. Pertanyaannya apakah anggaran sebesar itu sudah cukup?
Peneliti Senior Institute of Developing Entrepreneurship (IDE) Sutrisno Iwantono menilai, stimulus yang disiapkan pemerintah sudah tepat dan sangat menolong para pelaku ekonomi. Namun permasalahannya adalah implementasinya.
"Karena delivery-nya sangat lambat. Kayaknya sih sistem birokrasi atau ada kelambanan lain ya. Kita terus dorong pemerintah agar bergerak lebih cepat," tuturnya dalam wawancara dengan detikcom, Senin (20/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dari sisi jumlah anggaran, Sutrisno menilai stimulus tersebut juga masih jauh dari kata cukup. Angka sebesar Rp 405,1 triliun hanya sekitar 2,8% dari PDB.
"Negara lain jauh lebih besar dari itu. Pandemi ini masih lama, Pak Jokowi aja memperkirakan sampai akhir tahun. Saya perkirakan malah lebih panjang dari itu. Selama vaksin belum ditemukan maka virus Corona itu akan mengunci kita di rumah dan mengunci juga kegiatan ekonomi. Kalaupun ekonomi ada yang jalan, pasti jauh dibanding keadaan sebelum wabah Corona," tambahnya.
Dia mencontohkan Singapura dan China yang mengabarkan kasusnya mereda, kini menghadapi wabah COVID-19 gelombang kedua. Itu artinya tidak ada prediksi pasti tentang kapan wabah ini benar-benar hilang.
"Selama penantian ini kan stimulus ekonomi tetap diperlukan, kalau tidak ekonomi masyarakat dan dunia usaha semakin runtuh dan ekonomi akan dalam ancaman krisis yang parah," ucapnya.