Airlangga Sebut Kuartal III-2020 Jadi Kunci Selamatkan Ekonomi RI

Airlangga Sebut Kuartal III-2020 Jadi Kunci Selamatkan Ekonomi RI

Faidah Umu Sofuroh - detikFinance
Jumat, 03 Jul 2020 23:22 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto/Foto: Syailendra Hafiz Wiratama
Jakarta -

Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan pemerintah berupaya menjaga perekonomian Indonesia tahun ini tetap tumbuh, sehingga tidak masuk ke zona negatif. Penentuannya, menurut Airlangga, tergantung pada laju perekonomian pada kuartal III nanti.

"Tentunya pemerintah mendorong agar tidak masuk ke zona negatif, kuncinya adalah di kuartal III nanti. Kalau di kuartal II diperkirakan sudah akan masuk ke zona minus, -3 misalnya. Tapi di kuartal III dan IV diharapkan meningkat. Sehingga kita harus mendorong government spending di kuartal III itu besar sehingga bisa mencegah kita untuk tidak masuk di negatif di akhir tahun ini," ujar Airlangga dalam Serial Diskusi Pemulihan Ekonomi Indonesia yang digelar secara virtual, Jumat (3/7/2020).

Ia juga mengatakan berdasarkan proyeksi dari berbagai lembaga terjadi peningkatan aktivitas ekonomi di beberapa sektor-sektor di era new normal. Hal ini menunjukkan bahwa masa new normal, di saat masyarakat mulai menjalankan kembali aktivitasnya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan ini bisa menjadi titik balik pemulihan ekonomi Indonesia hingga akhir 2020 nanti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita lihat di berbagai proyeksi di berbagai lembaga, untuk di tahun depan Indonesia rata-rata di jalur positif. Kalau kita lihat dari indikator riil ini dengan berlakukanya new normal, sektor-sektor yang sebelumnya turunnya dalam itu udah mulai ada kenaikan. Sektor keuangan dan saham memiliki positif outlook dari para pelaku pasar," jelasnya.

Selain sektor kesehatan yang menjadi fokus utama dalam masa pandemi COVID-19 ini, sektor UMKM dan Korporasi juga menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Ia mengatakan jaring pengaman ekonomi prioritas untuk membantu UMKM yang terdampak COVID-19 ini yaitu sebesar Rp 35,2 triliun.

ADVERTISEMENT

"Sektor korporasi dan UMKM ini yang menjadi prioritas utama di luar faktor kesehatan. (Bantuan untuk) UMKM itu adalah subsidi bunga atau KUR (misalnya) maupun untuk kegiatan UMI, Mekaar, UMKM juga kredit yang di bawah Rp 10 miliar. Sedangkan korporasi diutamakan untuk yang padat karya yang jumlahnya kurang dari Rp 1 triliun. Intinya program terkait UMKM ini sudah berjalan dan masih akan terus didorong oleh pemerintah," terangnya.

Klik halaman selanjutnya.

Selain itu, ia juga mengatakan pemerintah sangat mendorong transformasi digital di berbagai sektor. Sebab, transformasi digital ini berpotensi untuk mengembangkan perekonomian sebesar lebih dari USD 130 miliar di 2025 nanti. Menurutnya, transformasi digital di Indonesia bisa cepat terjadi mengingat populasi internet di Indonesia kini sudah mencapai 180 juta pengguna.

"Pemerintah mendorong transformasi ekonomi dan terakselerasi dengan digitalisasi. Transformasi digital ini berpotensi mengembangkan perekonomian sebesar US$ 130 miliar lebih untuk tahun 2025 ini. Berdasarkan dari data yang ada populasi internet kita 180 juta kemudian pengguna internet aktif 150 juta dan pengguna layanan online 150 juta," papar Airlangga.

Airlangga juga menyebutkan bahwa pemerintah terus melakukan pembangunan infrastruktur di masa pandemi ini. Ia berharap dengan adanya program pembangunan kota ini akan ada aktivitas ekonomi yang terus berjalan karena permintaan akan bahan-bahan untuk pembangunan masih terus ada. Hal ini pula yang akan memberikan efek hampir ke semua lini mulai dari perusahaan sebagai pemasok bahan bangunan hingga masyarakat sebagai pekerja.

"Dengan infrastruktur dan program mendorong perkotaan ini urban development ini juga diharapkan ada penambahan Rp 1.400 triliun dana yang diperlukan. Sehingga demand terhadap semen, demand terhadap baja, demand terhadap kabel dan ini punya multiplier effect terhadap perekonomian nasional," pungkasnya.



Simak Video "Video: Nego Tarif Trump, Indonesia Bakal Impor Produk AS Senilai Rp 547 T"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads