Sejak awal tahun ini maskapai kembali menerapkan harga normal pada tiket pesawat. Hal itu terjadi karena subsidi pembebasan tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) untuk maskapai belum diputuskan untuk dilanjutkan.
Meski sudah normal, menurut Sekjen Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno, harga tiket belum tentu akan bergerak naik dengan signifikan.
Dia menilai meski komponen PJP2U sudah kembali masuk ke dalam tiket pesawat, saat ini harganya masih tergolong murah. Hal itu terjadi karena pada industri perjalanan di bulan Januari masuk ke dalam low season, alias tak banyak orang berpergian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kenaikan, basically Januari memang lowest season, jadi tiket murah," ungkap Pauline kepada detikcom, Senin (15/2/2021).
Pauline menilai, subsidi PJP2U yang sudah diberikan tak berdampak banyak pada pergerakan harga tiket pesawat, baik naik maupun turun. Dia menilai jumlah subsidi sangat kecil dan tidak terlalu berpengaruh pada harga tiket pesawat.
"Menurut kami, subsidi PSC ini tidak terlalu berdampak karena angkanya tidak signifikan. Rata-rata kan paling mahal di Jakarta di Terminal 3 saja cuma Rp 130 ribu," papar Pauline.
detikcom menelusuri harga tiket pesawat saat ini dan membandingkan dengan harga tiket saat masa subsidi PJP2U diberlakukan. Daftar harga tiket diambil pada perjalanan pesawat kelas ekonomi dengan rute Jakarta-Medan. Seperti diketahui, dua bandara tersebut masuk ke dalam daftar 13 bandara yang mendapatkan subsidi PJP2U kala itu.
Dari hasil penelusuran pada 23 Oktober 2020 yang lalu di salah satu online travel agent (OTA), pada penerbangan dari Jakarta ke Medan dengan jadwal terbang 24 Oktober, tiket termurah ditawarkan Lion Air dengan harga Rp 509.000 per orang.
Sedangkan harga tiket pesawat yang ditawarkan Citilink mulai dari Rp 798.100 per orang, Batik Air Rp 896.000 per orang, dan Garuda Rp 1.645.100 per orang.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Kemenhub Pastikan Subsidi Tiket Pesawat Lanjut Hingga 2021':