Kondisi 10 BUMN 'Sakit' yang Jadi Pasien PPA

Kondisi 10 BUMN 'Sakit' yang Jadi Pasien PPA

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 17 Feb 2021 08:00 WIB
Logo baru Kementerian BUMN/Screenshot video
Foto: Logo baru Kementerian BUMN/Screenshot video


8. PT Industri Sandang Nusantara (Persero)

BUMN ini juga pernah menjadi sorotan Erick Thohir. Saat rapat dengan Komisi VI 20 Februari 2020 lalu, Erick menyebut perusahaan ini masuk dalam kategori dead weight. Dia mengatakan, perusahaan ini sudah tidak bisa berkompetisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita contohkan seperti Industri Sandang Nusantara ini sudah tidak maksimal, tidak kompetisi, tapi sayang sekali asetnya masih ada. Tapi kalau aset dan lain-lain dianggurkan seperti juga Merpati menjadi barang tidak berharga bahkan pegawainya tidak ada," paparnya.


9 PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)

ADVERTISEMENT

Nasib maskapai pelat merah ini tak jelas hingga saat ini. Padahal, Merpati digadang-gadang akan mendapat suntikan modal dari investor.

Investor yang berniat menyuntik modal itu adalah PT Intra Asia Corpora. Intra Asia berniat menyuntik modal Rp 6,4 triliun.

Namun, rencana menggaet investor ini belum ada titik terang hingga sekarang. Pada akhir 2019 lalu, Direktur Utama MNA Asep Eka Nugraha mengatakan, suntikan modal itu tak kunjung masuk karena belum ada keputusan untuk pelepasan saham atau privatisasi.

"Iya lah. Ini bukan kesimpulan ya. Bukan privatisasi dulu baru investor masuk. Tapi sampai dengan investor masuk pasti harus ada privatisasi karena proposalnya kemarin privitisasi. Sekarang seperti apa, masih nunggu," kata Direktur Utama MNA Asep Eka Nugraha di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Jakarta, Senin (4/11/2019).

Belum selesai urusan penyehatan perusahaan, Merpati kembali diterpa masalah. Belum lama ini, mantan pegawai menyampaikan, mereka yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK) sejak April 2016 itu belum memperoleh pesangon secara penuh.

Ketua Tim Dobrak Merpati, Ery Wardhana mengatakan masih ada 1.233 karyawan yang belum mendapat pesangon dengan total Rp 318,17 miliar. Jumlah itu termasuk dirinya, yang mengaku belum sepeser pun mendapat hak pesangon setelah 25 tahun bekerja.

"Fakta yang terjadi sampai Februari 2021, Merpati belum menyelesaikan hak pesangon karyawannya sebesar Rp 318 miliar untuk 1.233 orang pegawainya yang telah di PHK sejak April 2016 dan saat ini tidak ada kepastian kapan pembayaran akan diselesaikan," kata Ery dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (2/2/2021).


10. PT Barata Indonesia (Persero).

Perusahaan ini sempat berencana membangun pabrik untuk roda kereta. BUMN manufaktur tersebut kabarnya akan memulai pembangunan pabrik tahun lalu.

Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero) Fajar Harry Sampurno mengatakan Indonesia masih belum bisa memproduksi roda kereta. Saat ini kebutuhan roda kereta masih impor 100%.

"Dari kereta api, kita yang belum bisa buat adalah roda. Itu kita masih impor dari China, dari Eropa. Oleh karena itu mulai tahun ini insyaAllah kita mulai (bangun pabrik roda kereta)," kata Harry dalam acara ngopi BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (21/2/2020).

Harry menjelaskan, dalam pembuatan pabrik roda itu dibutuhkan biaya sekitar Rp 500 miliar.

"Investasi Rp 500 miliar untuk membuat pabrik roda karena ini pemakaiannya cukup besar di Indonesia. Ini nggak gampang bikin roda itu," jelasnya.


(acd/zlf)

Hide Ads