Sisa 13 Ribu Ton, RI bakal Perketat Impor Daging Kerbau India Imbas Corona

Sisa 13 Ribu Ton, RI bakal Perketat Impor Daging Kerbau India Imbas Corona

Vadhia Lidyana - detikFinance
Selasa, 04 Mei 2021 14:03 WIB
Daging Kerbau di Pasar Jatinegara
Foto: Daging Kerbau di Pasar Jatinegara (Anisa Indraini/detikcom)
Jakarta -

Pemerintah setiap tahun memberikan penugasan terhadap Perum Bulog untuk mengimpor daging kerbau dari India. Kali ini, impor daging kerbau akan diperketat alias dilakukan secara selektif melihat kasus COVID-19 di India kian merebak.

Mengutip situs resmi WHO, Selasa (4/5/2021), kasus COVID-19 harian di India mencapai 368.147 pasien per Senin (3/5) kemarin.

Bulog sendiri sudah meneken kontrak pertama untuk impor daging kerbau dari India. Kini, yang sudah masuk Indonesia sekitar 13.000 ton, dan masih ada sisa sekitar 13.000 ton yang belum dikirim. Untuk itu, Bulog menunda impor daging kerbau, dan akan melanjutkannya dengan selektif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita ingin memastikan bahwa itu disteril, bukan berarti ditunda sama sekali. Ya selektif, namanya penundaan selektif, yang sisanya itu. Karena kita harus meyakini. Dan kita tidak ingin ada opini terkait daging dari sana," ujar Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal kepada detikcom, Selasa (4/5/2021).

Awaludin mengatakan, pasokan daging kerbau dari India yang sudah masuk ke Indonesia langsung disebarkan ke seluruh wilayah Tanah Air yang membutuhkan.

ADVERTISEMENT

"Kita kerjakan ke seluruh wilayah yang membutuhkan. Tidak semua wilayah butuh daging itu, misalnya penghasil daging sapi terbesar seperti Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Jawa Timur (Jatim) mungkin tidak terlalu besar keperluannya," papar dia.

Ia mengatakan, pasokan yang ada saat ini kemungkinan cukup sampai Lebaran 2021. Apalagi mengingat peran daging kerbau hanyalah alternatif selain daging sapi bagi masyarakat.

"Daging kerbau kan hanya substitusi, memberikan akses kepada masyarakat untuk mendapatkan daging yang lebih murah daripada daging sapi segar terutama. Jadi yang harus kita perhatikan juga terkait kesiapan daging sapi baik yang impor maupun dalam negeri, bukan daging kerbaunya," tandas dia.

(vdl/zlf)

Hide Ads