Ketika COVID-19 mendatangkan malapetaka di seluruh dunia tahun lalu, seorang miliarder India saat itu bertaruh pada sebuah rencana yang diharapkan dapat mengakhiri pandemi.
Adar Poonawalla selaku CEO dari Serum Institute of India (SII), salah satu produsen vaksin terbesar di dunia telah menggelontorkan dana ratusan juta dolar AS ke pabrik vaksin di India untuk membuat jutaan dosis vaksin COVID-19 yang saat itu belum terbukti secara klinis.
Vaksin tersebut dibuat oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca (AZN) yang saat itu masih dalam uji klinis. Banyak orang yang menyoroti berapa lama vaksin itu jadi dan apakah akan berhasil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu adalah risiko yang diperhitungkan," kata Poonawalla dikutip dari CNN, Rabu (3/11/2021).
"Tapi saya tidak melihat pilihan pada saat itu, jujur saja. Saya hanya merasa menyesal tidak melakukan satu atau lain cara," sambungnya.
Untuk mempersiapkan produksi vaksin AstraZeneca, Poonawalla menghabiskan US$ 800 juta atau setara dengan Rp 11,36 triliun (kurs Rp 14.200) untuk membeli bahan kimia, botol kaca, dan bahan mentah lainnya. Dana itu juga digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi di pabriknya di kota Pune, India Barat.
Baca juga: Bos AstraZeneca Makin Tajir Berkat Vaksin |
Sedangkan untuk sumber pendanaannya lebih dari US$ 250 juta atau Rp 3,55 triliun dari perusahaan. Kemudian US$ 300 juta setara Rp 4,26 triliun lainnya dari Bill and Melinda Gates Foundation yang bekerja sama dengan SII untuk memberikan dosis diskon atau gratis kepada negara-negara berpenghasilan rendah.
Sisanya dibayar oleh negara lain begitu SII mulai menerima pesanan vaksin. Secara total, SII setuju untuk membuat hingga 200 juta dosis vaksin untuk 92 negara, sebagai bagian dari kesepakatannya dengan Gates Foundation dan Gavi, aliansi vaksin.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Lihat juga Video: Kematian Akibat Covid-19 di Dunia Tembus 5 Juta Kasus