Pertaruhan Bos Vaksin India Rogoh Rp 11 T buat Produksi AstraZeneca

Pertaruhan Bos Vaksin India Rogoh Rp 11 T buat Produksi AstraZeneca

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Rabu, 03 Nov 2021 10:06 WIB
CEO Serum Institute of India (SII), Adar Poonawalla
Foto: Dok. CNN
Jakarta -

Ketika COVID-19 mendatangkan malapetaka di seluruh dunia tahun lalu, seorang miliarder India saat itu bertaruh pada sebuah rencana yang diharapkan dapat mengakhiri pandemi.

Adar Poonawalla selaku CEO dari Serum Institute of India (SII), salah satu produsen vaksin terbesar di dunia telah menggelontorkan dana ratusan juta dolar AS ke pabrik vaksin di India untuk membuat jutaan dosis vaksin COVID-19 yang saat itu belum terbukti secara klinis.

Vaksin tersebut dibuat oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca (AZN) yang saat itu masih dalam uji klinis. Banyak orang yang menyoroti berapa lama vaksin itu jadi dan apakah akan berhasil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu adalah risiko yang diperhitungkan," kata Poonawalla dikutip dari CNN, Rabu (3/11/2021).

"Tapi saya tidak melihat pilihan pada saat itu, jujur saja. Saya hanya merasa menyesal tidak melakukan satu atau lain cara," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Untuk mempersiapkan produksi vaksin AstraZeneca, Poonawalla menghabiskan US$ 800 juta atau setara dengan Rp 11,36 triliun (kurs Rp 14.200) untuk membeli bahan kimia, botol kaca, dan bahan mentah lainnya. Dana itu juga digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi di pabriknya di kota Pune, India Barat.

Sedangkan untuk sumber pendanaannya lebih dari US$ 250 juta atau Rp 3,55 triliun dari perusahaan. Kemudian US$ 300 juta setara Rp 4,26 triliun lainnya dari Bill and Melinda Gates Foundation yang bekerja sama dengan SII untuk memberikan dosis diskon atau gratis kepada negara-negara berpenghasilan rendah.

Sisanya dibayar oleh negara lain begitu SII mulai menerima pesanan vaksin. Secara total, SII setuju untuk membuat hingga 200 juta dosis vaksin untuk 92 negara, sebagai bagian dari kesepakatannya dengan Gates Foundation dan Gavi, aliansi vaksin.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Lihat juga Video: Kematian Akibat Covid-19 di Dunia Tembus 5 Juta Kasus

[Gambas:Video 20detik]



Semua itu terjadi, sebelum regulator menandatangani izin penggunaan dari vaksin AstraZeneca.

"Jika uji coba untuk vaksin itu tidak berhasil, SII hanya akan membuat batch dan akhirnya membuangnya," kata Poonawalla.

Setelah regulator Inggris pada Desember 2020 menyetujui vaksin, Poonawalla mulai memasok dosis ke India dan negara lain. Hingga Mei, SII telah memproduksi 30 juta dosis. Hal ini membuat Poonawalla menjadi orang paling berpengaruh di India.

Tetapi rencana Poonawalla menjadi kacau ketika gelombang kedua COVID-19 melanda India. Pada puncaknya, negara itu melaporkan lebih dari 400.000 kasus per hari, meskipun para ahli mengatakan jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.

Pada saat itu, hanya 2% dari 1,3 miliar penduduk India yang sudah divaksinasi lengkap. Sedangkan pemerintah lambat menyiapkan lebih banyak vaksin kala itu.

India kemudian memutuskan untuk menghentikan ekspor semua vaksin, mencegah SII untuk memenuhi komitmennya di tempat lain.

"Saya selalu menjadi patriot untuk negara saya dan jika negara saya membutuhkan fasilitas saya terlebih dahulu, saya harus melakukan apa yang mereka katakan," kata Poonawalla.

"Tidak ada dua cara tentang itu," jelasnya lagi.

Tentu dengan adanya penghentian ekspor dari SII ini akan menjadi pukulan telak bagi keluarga Poonawalla. Sebab sebelumnya ia telah menyampaikan komitmennya untuk menyuplai vaksin ke 92 negara, dan saat ini komitmen tersebut tidak dapat dipenuhinya.


Hide Ads