Omicron Lagi Merajalela, Bakal 'Senggol' Ekonomi RI?

Omicron Lagi Merajalela, Bakal 'Senggol' Ekonomi RI?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 10 Feb 2022 16:31 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Penyebaran COVID-19 kembali meningkat dengan kasus varian Omicron. Pemerintah juga menempuh langkah PPKM level 3 di berbagai wilayah.

Menanggapi hal tersebut, Bank Indonesia (BI) meyakini jika pemerintah bisa bekerja maksimal untuk mengatasi hal ini dengan cepat.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan jika masyarakat harus mendukung upaya tersebut untuk mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentu saja ini upaya bersama untuk segera mengatasi Omicron, melindungi masyarakat, memulihkan kesehatan dan memulihkan ekonomi kita," kata Perry dalam konferensi pers, Kamis (10/2/2022).

Perry menjelaskan sesuai dengan asesmen pemerintah, Omicron ini akan berdampak pada Februari dan puncaknya beberapa minggu ke depan dan kemudian akan menurun.

ADVERTISEMENT

Dia menyebut tentu seluruhnya berdasarkan dengan upaya vaksinasi dan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.

Selanjutnya akibat penyebaran ini mobilitas manusia akan terdampak dan menurun. Kemudian akan membaik pada bulan Maret dan seterusnya.

Menurut Perry dampak Omicron kepada Pertumbuhan ekonomi kuartal I secara keseluruhan tidak akan berpengaruh signifikan. "BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2022 ini akan terus meningkat dan kami sampaikan PE Indonesia 2022 akan lebih tinggi," jelas dia.

Hal ini disebabkan karena meningkatnya konsumsi masyarakat. Naiknya investasi dan banyaknya stimulus yang diberikan.

"4,7% sampai 5,5% itu adalah perkiraan kami dan untuk kuartal I masih tumbuh relatif tinggi," ujarnya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Sedangkan untuk ekonomi global diprakirakan berlanjut didukung oleh percepatan vaksinasi serta berlanjutnya kebijakan fiskal yang ekspansif.

Realisasi pertumbuhan ekonomi 2021 di Amerika Serikat (AS), Kawasan Eropa, dan Tiongkok menunjukkan perbaikan yang berlanjut. Perbaikan ekonomi di Jepang dan India juga diprakirakan terus berlangsung ditopang kebijakan moneter dan fiskal yang tetap akomodatif.

Pemulihan ekonomi yang berlanjut dikonfirmasi oleh kinerja sejumlah indikator pada Januari 2022 antara lain Purchasing Managers' Index (PMI), keyakinan konsumen, dan penjualan ritel yang tetap kuat, di tengah kenaikan penyebaran kasus COVID-19 varian Omicron.

Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi global 2022 diprakirakan sesuai dengan proyeksi sebelumnya sebesar 4,4%. Volume perdagangan dan harga komoditas global diprakirakan masih meningkat, sehingga menopang prospek ekspor negara berkembang.

Namun demikian, perekonomian global masih menghadapi ketidakpastian pasar keuangan yang meningkat sejalan dengan rencana percepatan kebijakan normalisasi negara maju, terutama AS dan Kawasan Eropa, sebagai respons peningkatan tekanan inflasi akibat gangguan rantai pasok dan kuatnya permintaan, kenaikan penyebaran COVID-19 varian Omicron, serta meningkatnya tensi geopolitik.

Hal tersebut berpotensi mengakibatkan terbatasnya aliran modal dan tekanan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia.


Hide Ads