Cerita Luhut Inisiasi Gerakan BBI ke Jokowi Demi Kurangi Impor

Cerita Luhut Inisiasi Gerakan BBI ke Jokowi Demi Kurangi Impor

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 25 Mar 2022 16:36 WIB
Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (kanan) bersama calon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin (kedua kiri) menyaksikan hasil hitung cepat Pemilu Presiden 2019 di Jakarta, Rabu (17/4/2019). Pasangan Jokowi-Maruf Amin menyatakan akan menunggu hasil resmi dari KPU meskipun sejumlah lembaga survei memenangkan mereka dalam hitung cepat. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/HP.
Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dirinya menginisiasi program Bangga Buatan Indonesia (BBI). Gerakan nasional ini mengajak agar masyarakat mau menggunakan produk-produk dalam negeri.

Bukan cuma masyarakat, gerakan ini pun kini diterapkan di instansi pemerintahan. Luhut mengatakan program seperti ini bagaikan tak pernah terlintas di pikiran pemerintah sebelumnya, hal itu terjadi karena masih banyak yang ketagihan menggunakan barang impor.

"Sudah lama sekali sejak saya lapor kepada Presiden tentang peluang membangun kembali perekonomian negara lewat Gernas BBI. Program yang tak pernah terpikir sebelumnya karena kita masih terlena dengan impor. Ahirnya berhasil di inisiasi dan diwujudkan oleh Presiden Joko Widodo," ujar Luhut dalam akun Instagramnya, @luhut.pandjaitan, dikutip Jumat (25/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut mengatakan dalam pidatonya di acara Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, di hadapan Jokowi dia mengatakan belanja pemerintah ditarget Rp 400 triliun di tahun 2022. Namun pihaknya mengupayakan untuk belanja pada bulan April nanti bisa tembus Rp 500 triliun.

"Menurut data dari BPS, jika pemerintah bisa belanja sampai Rp 500 triliun hasilnya akan tercipta hampir 2 juta lapangan kerja tambahan," kata Luhut.

ADVERTISEMENT

Dalam pidatonya sendiri, Luhut menyampaikan sampai saat ini dari program bussines matching yang dilakukan, Luhut bilang sudah ada Rp 214 triliun produk dalam negeri yang dibeli pemerintah. Angka ini telah memecahkan rekor bussines matching di Indonesia.

"Hasilnya capai lebih Rp 214 triliun yang match di sini, kalau di Jakarta nanti dilakukan juga bisa capai Rp 400 triliun atau lebih. Ini sudah menjadi rekor di Indonesia," kata Luhut dalam acara Afirmasi Bangga Buatan Indonesia yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Luhut bilang pemerintah sebetulnya memang mampu untuk menjadi pembeli produk dalam negeri terbesar. Saat ini pemerintah terus meningkatkan produk yang ada di marketplace E-Katalog LKPP. Lewat platform tersebut instansi pemerintah dapat melakukan pembelian barang dan jasa pemerintah.

"Kami akan meningkatkan government marketplace sebagai pasar utama, ini bagus sekali. Kami tegaskan pemerintah adalah the biggest buyer," ujar Luhut.

Dalam acara yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengungkapkan kejengkelannya pada banyaknya anggaran modal pengadaan barang dan jasa pemerintah yang dibelikan barang impor. Padahal, modalnya bisa mencapai ratusan triliun.

Dia memaparkan di kementerian dan lembaga pusat pemerintah saja ada anggaran belanja pengadaan barang dan jasa besarnya sampai Rp 526 triliun. Sementara itu di pemerintah tingkat daerah sebesar Rp 535 triliun, lalu di BUMN mencapai Rp 420 triliun.

"Cek yang terjadi, sedih saya. Belinya barang-barang impor semuanya. Ini duit guede banget, besar sekali," tutur Jokowi.

Padahal menurutnya, kalau anggaran sebesar itu 40%-nya saja digunakan untuk membeli produk lokal buatan dalam negeri bisa mengungkit pertumbuhan ekonomi secara nasional. Besarnya mencapai 1,5-1,7% dari anggaran pemerintah daerah dan pusat, dan dari anggaran BUMN sebesar 0,4%.

"Ini kan udah bisa hampir 2% pertumbuhan ekonomi. Kita nggak usah cari ke mana-mana, tidak usah cari investor. Kita diam saja, tapi konsisten beli barang yang diproduksi oleh pabrik kita industri kita UMKM kita," ungkap Jokowi.


Hide Ads