Ketua Umum PP IKA ITS, Ir Sutopo Kristanto MM dalam menyampaikan acara ini sangat penting sebagai momen untuk memantapkan kolaborasi ke depannya agar bisa pulih dari hantaman pandemi covid-19. Menurutnya, mustahil Indonesia dapat menang dari pandemi covid-19 tanpa kolaborasi dan kerjasama.
"Kegiatan ini menunjukkan bahwa tujuan bersama akan sulit dicapai jika kita berjalan sendiri-sendiri. Kerjasama atau kolaborasi sangat dirasakan dan penting dijalankan. Tanpa hal tersebut, pandemi tak akan kunjung berakhir," kata Sutopo.
Untuk itu, Sutopo menambahkan, pihaknya menghaturkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pemerintah yang telah bekerja maksimal menekan laju kasus COVID-19. Bahkan kini, Indonesia memasuki status endemi di masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Sutopo juga melaporkan bahwa IKA ITS telah meluncurkan struktur pemrakarsaan bisnis guna menunjang langkah hilirisasi inovasi tersebut.
"Saat ini kami, mematangkan langkah untuk mengkonkretkan dua entitas bisnis. Pertama adalah formula pembenah tanah atau R-5 yang sekarang sedang diujicoba di Karawang. Kedua adalah OceanFarmITS yang kita kembangkan sebagai bagian dari hilirasi di sektor perikanan," paparnya.
Inovasi ini, kata Sutopo, diharapkan dapat mengatasi permasalahan ketersediaan pangan nasional. Sebab jika padi biasanya hanya panen 2 kali, maka dengan menggunakan R-5, padi ditanam sekali dan panen empat kali dalam setahun.
"Adapun Ocean Farm ITS adalah bangunan budidaya ikan (akuakultur) yang dipasang di laut lepas dan dimanfaatkan untuk mengembangkan ikan, khususnya tuna. Dengan metode ini, ikan dapat tumbuh alami di habitatnya dan dipanen sepanjang tahun," tutupnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa proyeksi ekonomi global masih menujukan tren pemulihan dan penanganan kasus COVID-19 dengan menujukan hasil yang baik.
Kendati demikian, papar Airlangga, masih terjadi kenaikan inflasi global yang memicu sejumlah negara untuk melakukan normalisasi kebijakan moneter serta ketegangan geopolitik yang terjadi di Eropa antara Rusia dan Ukraina.
"Di tengah ketidakpastian tersebut, kita patut syukuri bahwa di tahun 2021, Indonesia mampu tumbuh sebar 3,7 persen secara year on year (YoY) dan kita lihat bahwa sektor industri masih menjadi penopang dengan kontribusi PDB 18% dan pertumbuhan sekitar 4,90 persen di kuartal ke-4 2021," katanya.
Pertumbuhan ini, jelas Airlangga, relatif lebih baik dibandingkan negara-negara tetangga seperti Vietnam yang tumbuh 2,6% ataupun negara di Eropa seperti Jerman yang hanya 2,8%.
(das/ara)