Kisah Labesi Pernah Tak Bisa Tidur Gegara Kredit, Kini Jadi Juragan

Tapal Batas

Kisah Labesi Pernah Tak Bisa Tidur Gegara Kredit, Kini Jadi Juragan

Yudistira Perdana Imandiar - detikFinance
Jumat, 07 Okt 2022 12:41 WIB
tapalbatasselaru
Foto: detikcom/Agung Pambudhy
Jakarta -

Udin Zia kini hidup sejahtera sebagai pengusaha perkakas dan sparepart sepeda motor di Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Kehidupannya berubah menjadi lebih baik lantaran uang modal dari pinjamannya ke bank. Bagaimana ceritanya?

Udin yang akrab disapa Labesi, dulunya memulai usaha dengan berjualan perkakas seperti obeng, palu, dan sebagainya di emperan. Beralaskan sebuah meja berukuran 2x1 meter, dia membuka lapak di bawah pohon mangga di wilayah Pasar Omele, Tanimbar Selatan.

Sekira tahun 2010, ia ditawari pihak BRI untuk mengambil kredit usaha. Awalnya ia menolak, lantaran takut tak bisa membayar cicilan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sempat menolak, karena takut tidak bisa bayar. Itu kan uang orang, saya berpikir harus bisa kasih balik. Jadi saya tidak mau ambil awalnya," cerita Labesi kepada detikcom beberapa waktu lalu.

"Saya takut ambil kredit itu. Bisa tidak bisa tidur pikir cicilan," ungkap Labesi.

ADVERTISEMENT

Namun, setelah berpikir berkali-kali dan memperhitungkan pendapatan secara matang, ia mantap untuk mengambil kredit usaha. Dia ingat, nilainya waktu itu Rp 20 juta.

"Pada waktu itu bukan kita yang cari (pinjaman) tapi orang BRI sendiri yang datang. Tapi mereka lihat-lihat dulu bisa tidak orang ini untuk kembalikan uang. Bukan dia kasih sembarang dulu," kata Labesi.

Dari uang pinjaman itu, ia bisa menambah modal dan menyewa kios di pasar Omele. Labesi mengambil barang-barang perkakas dari Surabaya dengan jumlah lebih banyak dari sebelumnya. Usaha alat perkakasnya pun mulai merangkak naik.

"Saya dikasih pinjaman uang (kredit BRI). Saya ke surabaya putar (modal) terus," jelas Labesi.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

Beberapa tahun berselang setelah mendapatkan modal itu, usaha Labesi semakin berkembang. Selain membeli kios untuk jualan perkakas, pria asal Buton, Sulawesi Tenggara itu merambah bisnis toko kelontong dan sparepart sepeda motor.

Ia mengaku sudah beberapa kali mengambil kredit usaha di BRI. Terbaru, dia mengambil pinjaman Rp 250 juta.

"Pertama (BRI) kasih (pinjaman) 20 juta (rupiah), habis itu kasih naik 25 juta (rupiah) habis itu ya kita (ditanya) mau pinjaman berapa, karena pembayaran kan lancar. Akhirnya dikasih 250 (juta rupiah) ini yang terakhir," papar Labesi.

Adapun uang pinjaman Rp 250 juta yang baru diterima dimanfaatkan untuk membangun kios yang akan dijadikan bengkel motor. Labesi mengatakan saat ini dia hanya menjual sparepart tanpa melayani pemasangan. Nantinya, dia akan membuka bengkel motor agar bisnisnya semakin berkembang.

"Rencana mau buka di Jalan Poros. Sudah beli kios langsung buka bengkel," ungkap Labesi.

Ia berterima kasih kepada BRI yang selama ini membantunya mengembangkan usaha. Terlebih, BRI percaya memberikan kredit usaha saat ia masih menjadi pelapak emperan dengan penghasilan tak menentu.

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!


Hide Ads