Kondisi ekonomi global semakin tidak menentu dan dihadapkan pada tantangan resesi pada 2023. Sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS), negara-negara di Eropa diprediksi mengalami resesi.
IMF dan Bank Dunia memprediksi pada 2023 terjadi pelambatan ekonomi. Dari proyeksi ekonomi yang sebelumnya tumbuh 3,2% turun jadi 2,7%.
Terkait ini, pemerintah Indonesia meminta untuk waspada namun tetap optimistis. Lantas, apa sebenarnya dampak resesi terhadap Indonesia?
"Artinya dunia akan mengalami pelambatan dan ini akan berdampak kepada melambatnya ekonomi dunia, yang kemudian berdampak pada menurunnya permintaan dari dunia," kata Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Indra Darmawan di sela acara US-Indonesia Investment Summit, Selasa (6/12/2022).
Namun, Indra menyebut dampak resesi ke Indonesia tidak terlalu besar. Pasalnya ia menyebut andil ekspor Indonesia tidak terlalu besar dari keseluruhan ekonomi nasional.
"Tapi karena porsi ekspor kita tidak terlalu besar, hanya sekitar 36% dari perekonomian Indonesia, ini mungkin dampaknya tidak terlalu besar," ungkapnya.
Dibandingkan negara tetangga, Indra menyebut dampak resesi ke Indonesia juga tidak besar. Namun ia mengingatkan untuk tetap waspada.
"Mungkin tidak akan berdampak terlalu besar, tapi kita harus tetap waspada. Tidak terlalu berdampak seperti yang akan dialami oleh Malaysia, Thailand, atau Singapura," jelasnya.
Namun, ia membenarkan investasi akan melambat akibat resesi. Namun dampaknya baru akan terasa pada kuartal II-2023.
"Tentunya investasi mengalami pelambatan dan ini harus kita waspadai. Terutama saat kuartal II tahun depan itu baru akan terlihat. Masih akan terlalu dini kalau sekarang, baru akan terlihat kuartal II tahun depan," pungkasnya.
Lihat juga video 'Jokowi Minta Reputasi Global-Pembangunan Dilanjutkan Pemimpin Berikutnya':
(ara/ara)