Emas cenderung melemah
Harga emas diproyeksi fluktuatif dengan kecenderungan melemah pada sepekan ke depan. Harga emas diramal berada di kisaran US$ 1.790 hingga US$ 1.840 per troy ounce.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menjelaskan, ada sejumlah sentimen yang mempengaruhi harga emas dalam sepekan ke depan. Sebutnya, pertemuan antara Partai Republik dan Partai Demokrat membahas stimulus untuk mengatasi dampak pandemi Amerika Serikat (AS).
Pembahasan stimulus ini sempat tertunda dengan nilai US$1 triliun. Tapi, kemungkinan dana yang akan dibahas di atas US$ 2 triliun
"Ada kemungkinan besar bisa terealiasi tapi saya pun belum tahu karena berkaitan pemilihan presiden November sebentar lagi, satu bulan lagi akan ada pemilihan presiden. Ini masih diragukan karena banyak analis yang menganggap bisa saja tunjangan pengangguran akan dikeluarkan setelah Pilpres selesai," jelasnya kepada detikcom.
Kemudian, harga emas dipengaruhi komitmen Presiden AS Donald Trump yang menolak transisi secara damai jika kalah pemilihan presiden November nanti.
"Di sisi lain Trump mengancam kalau kalah dalam Pilpres November kemungkinan besar tidak akan bekerja sama dalam masa transisi," sambungnya.
Selanjutnya, harga emas juga dipegaruhi berita mengenai vaksin China yang mndapat persetujuan WHO. Hal ini memberikan optimisme pada perekonomian global.
"Sehingga sangat wajar harga emas fluktuatif di minggu depan tapi arahnya ke bawah. Kemungkinan besar di bawah US$ 1.800-an kalau seandaianya antara Partai Republik, Demokrat belum ada kesepakatan pasti tunjangan pengangguran," ungkapmya.
Simak Video "IHSG Naik 65 Poin Jelang Libur 1 Muharram"
[Gambas:Video 20detik]