Permintaan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana mulai hidup kembali di bursa saham Amerika Serikat (AS). Beberapa debut yang telah dinantikan sejak lama adalah Airbnb dan DoorDash yang diharapkan mulai diperdagangkan di Wall Street pada bulan ini.
Dilansir CNN, Selasa (1/12/2020), permintaan IPO Airbnb kembali muncul di saat sektor perhotelan mengalami tekanan kuat dari pandemi virus Corona (COVID-19). Oleh sebab itu, pengajuan Airbnb ini dinilai menjadi tanda pemulihan bagi perhotelan di AS.
Sementara itu, DoorDash yang merupakan startup unicorn layanan antar makanan telah mengajukan harga IPO di antara US$ 75-85 per saham. DoorDash berencana memperdagangkan 317,7 juta lembar saham.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kisaran itu, maka DoorDash akan memiliki valuasi hingga US$ 27 miliar atau sekitar Rp 380 triliun (kurs Rp 14.094). Angka itu naik dengan prediksi valuasi terakhir yakni US$ 16 miliar atau sekitar Rp 225 triliun. DoorDash diprediksi menarik minat para investor, dan menyaingi Uber serta Grubhub.
Secara umum, IPO dari perusahaan-perusahaan teknologi secara bertahap berkembang pesat. Perusahaan perangkat lunak Snowflake, JFrog, Sumo Logic, dan Unity telah menikmati debut luar biasa tahun ini.
"Sungguh menakjubkan betapa cepatnya pasar IPO tradisional kembali. Ini sebenarnya menunjukkan kinerja pasar yang lebih baik daripada yang pernah kita lihat dalam waktu yang lama," kata Co-Head Sekuritas Global dan Praktik Pasar Modal dari firma hukum Paul Hastings Frank Lopez.
Di sisi lain, beberapa perusahaan teknologi juga tengah mengalami kondisi yang mengenaskan. Misalnya, Uber dan saingannya Lyft (LYFT) go public dengan penawaran yang sangat tinggi pada tahun 2019. Tapi, tak berselang lama saham mereka jatuh.
Selain itu, startup WeWork telah menarik penawaran saham perdananya karena kebijakan lockdown yang mencetak kerugian besar, juga ada persoalan budaya perusahaan yang aneh, pemecatan CEO Adam Neumann, dan dana talangan oleh investor SoftBank.
"Tahun lalu kami mengalami bencana dari WeWork,Uber, dan Lyft. Tapi investor masih antusias dengan IPO sekarang ini," kata CEO perusahaan riset RapidRatings James Gellert.
Gellert mengatakan, DoorDash membukukan pendapatan yang kuat selama 2020. Oleh sebab itu, ia menilai DoorDash akan lebih menarik ketimbang Airbnb.
Secara keseluruhan, Airbnb dan DoorDash bukan satu-satunya startup unicorn yang diharapkan IPO sebelum akhir 2020. Pasalnya, aplikasi belanja online Wish telah mengajukan IPO.
Perusahaan itu diperkirakan memiliki valuasi hingga US$ 11,2 miliar atau sekitar Rp 158 triliun. Platform video game Roblox dengan valuasi US$ 4 miliar atau sekitar Rp 56 triliun juga berencana go public.
(ara/ara)