Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan, para perusahaan teknologi seperti startup memang terbentur beberapa kebijakan yang ada. Salah perusahaan harus bisa menghasilkan untung.
"Kembali lagi, di pasar modal kita ada beberapa syarat emiten seperti harus untung berturut-turut selama 3 tahun, dan kalau rugi nggak bisa," ucapnya saat berbincang dengan detikcom.
Dengan adanya persyaratn itu tentunya menjadi penghalang untuk perusahaan teknologi. Sebab kebanyakan perusahaan teknologi yang merupakan startup masih bakar uang alias merugi.
Menurut Inarno akan sulit perusahaan teknologi masuk pasar modal jika parameter persyaratan itu masih berlaku untuk mereka.
"Oleh karena itu kita juga sudah berkoordinasi dengan OJK untuk bagaimana mensiasati agar supaya perusahaan teknologi ini bisa go public di pasar modal kita," tambahnya.
Selain itu perusahaan yang ingin melantai di papan utama maupun papan pengembangan juga harus berbadan hukum perseroan terbatas (PT). Sementara tidak semua perusahaan teknologi berbentuk PT.
Selain terbentur masalah persyaratan ada juga halangan dari sisi pemiliknya. Rata-rata pendiri startup tetap ingin memiliki kuasa dalam menentukan perkembangan perusahaan.
"Misalnya founder itu tetap ingin memiliki peran yang signifikan kepada perusahaannya. Padahal dia tuh karena banyak angel investor kepemilikannya dia sudah minimum. Makanya dia mengharapkan adanya multiple vote, jadi one share one vote nggak berlaku buat mereka," terangnya.
Meski begitu, Inarno Djajadi mengatakan sederet permasalahan itu sudah didiskusikan BEI dengan OJK. Pihaknya juga akan mencontek kebijakan negara lain yang sukses menggiring perusahaan teknologi ke pasar modal.
Namun Inarno menegaskan, meski BEI berharap banyak perusahaan teknologi masuk ke pasar modal, perlindungan investor tetap yang utama. Dia tak ingin masuknya perusahaan teknologi dengan pelonggaran aturan malah akan merugikan investor pada ujungnya.
"Karena bagaimanapun juga ini ada risiko, karena dari sekian banyak perusahan startup juga tidak semuanya untung. Ada kalanya startup ini mempunyai harapan yang bagus tapi setelah dijalankan ternyata enggak, itu juga banyak. Itu hal yang juga masuk dalam pertimbangan kita diskusi kita dengan OJK," tuturnya.
Inarno mengatakan sudah ada beberapa perusahaan teknologi ternama yang berniat melantai di pasar modal. Meski masih dirahasiakan dia memberikan sinyal bahwa perusahaan itu sudah masuk level unicorn.
"Kita sih berusaha sebisa mungkin, kita kan punya juga unicorn-unicorn yang bagus-bagus. Kita berusaha agar supaya perusahaan-perusahaan tersebut bisa melantai di Bursa. Mudah-mudahan nggak dalam waktu yang lama bisa melantai di Bursa, tunggu saja," tutup Inarno Djajadi.
(das/dna)