IHSG Katanya Bisa Tembus 6.850 Nih!

IHSG Katanya Bisa Tembus 6.850 Nih!

Soraya Novika - detikFinance
Selasa, 29 Des 2020 16:50 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5% ke level 4.891. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham siang ini.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

PT Mandiri Sekuritas memperkirakan pasar modal Indonesia akan kembali melaju dengan estimasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 6.850 di penghujung 2021. Tahun 2021 diyakini akan menjadi titik balik dari pemulihan ekonomi di Indonesia.

Optimisme tersebut didorong oleh harapan ketersediaan vaksin COVID-19, peningkatan konsumsi masyarakat, serta reformasi birokrasi melalui implementasi Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law).

"Setelah melalui kurva terbawah, perekonomian Indonesia kini mulai memasuki siklus pemulihan dengan tren perbaikan yang terjadi di hampir seluruh sektor pada kuartal-III, terutama sektor teknologi informasi. Pembatasan mobilitas masyarakat mendorong penggunaan layanan berbasis teknologi, sehingga ke depan transformasi digital akan belangsung lebih cepat," ujar Chief Economist Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy dalam keterangan tertulis, Selasa (29/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, menjelang akhir tahun ini, pemerintah masih akan menghadapi tantangan dalam mengendalikan kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia di mana kenaikan tingkat infeksi sudah mencapai di kisaran 20%. Namun, perkembangan vaksin yang lebih cepat daripada perkiraan, menjadi salah satu katalis dalam konteks pengendalian krisis kesehatan.

Menurut Leo, optimisme terhadap perkembangan vaksin inilah yang telah mendorong reaksi positif dan peningkatan cukup signifikan di pasar finansial. Walaupun masih decouple dengan kondisi perbaikan di sektor riil dan dari sisi permintaan.

ADVERTISEMENT

Hal ini disebabkan daya beli masyarakat kelas bawah-menengah dan bawah masih terimbas. Sedangkan, konsumsi kelas atas masih menahan diri dalam melakukan pengeluaran karena kondisi krisis kesehatan. Semua situasi tersebut tentu berimbas terhadap momentum investasi.

"Dengan demikian, selain pengendalian krisis kesehatan, stimulus fiskal masih akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi sampai pertengahan tahun 2021 guna mendukung daya beli konsumsi kelas bawah dan menengah," katanya.

"Sedangkan konsumsi kelas atas diperkirakan mulai meningkat seiring dengan vaccine roll out yang direncanakan akan dimulai kuartal II tahun 2021," tambahnya.

Menurut Leo, konsumsi masyarakat penting bagi pemulihan ekonomi karena memegang 56% kue ekonomi Indonesia. Maka dari itu, pemulihan ekonomi di Indonesia akan cenderung berbentuk nike-shape recovery dengan ekspektasi pertumbuhan PDB 4,4%.

"Seluruh motor pertumbuhan ekonomi, seperti investasi, akan mulai berjalan di semester kedua, sehingga inflasi cenderung akan mengalami normalisasi menjadi sekitar 3% dengan current account deficit (CAD) yang kembali melebar," lanjutnya.

Walaupun CAD melebar, nilai tukar rupiah diperkirakan tetap stabil seiring dengan masuknya aliran dana asing di portofolio. Hal ini didorong oleh masih menariknya interest rate differential dan melimpahnya global liquidity supply karena masih berlanjutnya quantitative easing.

Lebih lanjut, aliran dana langsung (direct investment) juga diperkirakan meningkat seiring dengan implementasi dari kebijakan struktural Omnibus Law.

"Ke depan, diharapkan pengendalian penyebaran COVID-19 terus berjalan baik, distribusi vaksin tepat waktu, dan stimulus fiskal terlaksana sesuai ekspektasi. Hal-hal itu diharapkan dapat menjaga pemulihan ekonomi nike-shape, bukan K-shape," timpalnya.



Simak Video "IHSG Anjlok Karena PSBB Jakarta, PPP: Masyarakat Dulu Baru Ekonomi"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads