Beli Saham Gojek Pakai Utang, Good or Bad Idea?

Beli Saham Gojek Pakai Utang, Good or Bad Idea?

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 26 Apr 2021 17:09 WIB
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (13/2). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini pukul 12.00 menurun-0,67% ke posisi 5,873,30. Pergerakan IHSG ini masih dipengaruhi oleh sentimen atas ketakutan pasar akan penyebaran wabah virus corona.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Berhembus kabar PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek akan melakukan initial public offering (IPO) di awal semester II-2021. Buat kalian yang menantikan saham decacorn itu sebaiknya mulai menyiapkan uang.

Namun jangan sampai karena saham Gojek dianggap menggiurkan rela membeli saham IPO-nya dengan cara berutang. Sebab bagaimanapun investasi saham tetap mengandung risiko. Dengan membelinya dari uang yang didapat dari berutang sama saja menambah besar risiko yang akan dihadapi.

"Risiko seperti itu ada aja, kalau beli dengan berutang berarti ada risiko kita harus kembalikan. Lalu ada bunganya lagi. Ketika ada risiko seperti itu kita siap nggak? Jadi jangan sampai demi bela-belain beli saham akhirnya utang, sebaiknya si jangan," kata Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho saat dihubungi detikcom, Senin (26/4/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Andy menyarankan jika ingin berinvestasi membeli saham Gojek lebih baik menggunakan uang dingin, atau uang nganggur. Selain itu juga jangan pernah berinvestasi menggunakan dana kebutuhan sehari-hari.

"Mungkin menggiurkan saham Gojek dengan valuasinya yang besar, sudah decacorn bahkan. Tapi kita harus ingat kalau mau investasi beli saham, uang yang kita gunakan harus uang dingin atau uang nganggur. Jangan pakai uang yang kalau kita pakai kita jadi nggak bisa makan, nggak bisa berangkat ke kantor, jangan," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Jika memang sangat ingin membeli saham Gojek, menurutnya jauh lebih baik jika menjual aset-aset yang dimiliki, seperti emas ataupun kendaraan seperti motor yang nilainya menyusut.

Dia juga mengingatkan investasi lebih baik dilakukan secara rutin dengan mengalokasikan porsi 10% dari pemasukan setiap bulan. Itupun jika seluruh kewajiban sudah terpenuhi, seperti makan sehari-hari, cicilan, sekolah anak hingga ongkos kerja.

Lanjut ke halaman berikutnya soal saham Gojek.

Analis Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas menilai jika benar IPO saham Gojek memang cukup menggiurkan. Menurutnya meski kondisi transaksi pasar sedang sepi, saham Gojek tetap menarik dengan perkembangan bisnis yang cukup pesat.

"Bisnis Gojek di saat kondisi pandemi masih menarik seperti contoh jasa GoFood ataupun jasa kurir lainnya. Kemudian merger yang dilakukan Gojek dengan Tokopedia jadi daya tarik juga untuk mendukung bisnisnya," tuturnya.

Meski begitu menurutnya bukan berarti bisnis Gojek tanpa ancaman. Sebab semakin banyak pendatang baru yang terjun di ranah bisnis yang sama.


Hide Ads