Berhembus kabar PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek akan melakukan initial public offering (IPO) di awal semester II-2021. Buat kalian yang menantikan saham decacorn itu sebaiknya mulai menyiapkan uang.
Namun jangan sampai karena saham Gojek dianggap menggiurkan rela membeli saham IPO-nya dengan cara berutang. Sebab bagaimanapun investasi saham tetap mengandung risiko. Dengan membelinya dari uang yang didapat dari berutang sama saja menambah besar risiko yang akan dihadapi.
"Risiko seperti itu ada aja, kalau beli dengan berutang berarti ada risiko kita harus kembalikan. Lalu ada bunganya lagi. Ketika ada risiko seperti itu kita siap nggak? Jadi jangan sampai demi bela-belain beli saham akhirnya utang, sebaiknya si jangan," kata Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho saat dihubungi detikcom, Senin (26/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mau Punya Saham Gojek? Begini Caranya |
Andy menyarankan jika ingin berinvestasi membeli saham Gojek lebih baik menggunakan uang dingin, atau uang nganggur. Selain itu juga jangan pernah berinvestasi menggunakan dana kebutuhan sehari-hari.
"Mungkin menggiurkan saham Gojek dengan valuasinya yang besar, sudah decacorn bahkan. Tapi kita harus ingat kalau mau investasi beli saham, uang yang kita gunakan harus uang dingin atau uang nganggur. Jangan pakai uang yang kalau kita pakai kita jadi nggak bisa makan, nggak bisa berangkat ke kantor, jangan," tegasnya.
Jika memang sangat ingin membeli saham Gojek, menurutnya jauh lebih baik jika menjual aset-aset yang dimiliki, seperti emas ataupun kendaraan seperti motor yang nilainya menyusut.
Dia juga mengingatkan investasi lebih baik dilakukan secara rutin dengan mengalokasikan porsi 10% dari pemasukan setiap bulan. Itupun jika seluruh kewajiban sudah terpenuhi, seperti makan sehari-hari, cicilan, sekolah anak hingga ongkos kerja.
Lanjut ke halaman berikutnya soal saham Gojek.