Saham Bukalapak Turun di Bawah Harga IPO, Jadi Warning Buat IPO GoTo Cs?

Saham Bukalapak Turun di Bawah Harga IPO, Jadi Warning Buat IPO GoTo Cs?

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 18 Agu 2021 12:24 WIB
Rencana IPO Bukalapak
Foto: Rencana IPO Bukalapak (Denny Pratama/detikcom)
Jakarta -

Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) masih dalam tren pelemahan. Sudah beberapa hari berturut-turut saham BUKA turun hingga menyentuh level batas terbawah auto reject bawah (ARB).

Bahkan kini saham BUKA sudah berada di level Rp 830. Harga saham BUKA sudah di bawah harga penawaran umum atau initial public offering (IPO) yakni Rp 850. Jika dihitung maka saham BUKA sudah turun 2,4% dari harga IPO.

Kejadian ini tentu akan membekas bagi pelaku pasar khususnya para investor ritel. Bagaimana tidak, saat masih berupa rencana, hingar-bingar IPO Bukalapak begitu besar dan banyak yang tak sabar menantinya. Ternyata setelah IPO saham BUKA justru rontok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertanyaannya apakah ini akan kembali terjadi jika ada perusahaan teknologi berbasis aplikasi yang melakukan pencatatan saham? Mengingat ada kabar GoTo dan Tiket akan menyusul BUKA melakukan IPO.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas mengatakan, bisa saja hal yang sama kembali terjadi. Sebab dia melihat penurunan saham BUKA sebagian besar akibat keluarnya investor asing, sehingga banyak yang menduga IPO Bukalapak hanyalah exit strategy dari investor eksisting.

ADVERTISEMENT

"Jika nanti ada perusahaan yang sejenis mau IPO bisa saja sama jika pemegang sahamnya menilai sudah waktunya keluar dan peluang untuk tumbuh kemungkinan dinilai sedikit," ucapnya kepada detikcom, Rabu (18/8/2021).

Sukarno mengatakan sulit memprediksi sampai sejauh mana saham BUKA akan turun. Namun perkiraan dia sebelumnya bahwa saham BUKA akan turun di bawah harga IPO sudah terjadi.

Sementara Analis CSA Research Institute Reza Priyambada menilai yang terjadi di saham BUKA saat ini adalah aksi ambil untung. Mengingat saham BUKA sudah sempat naik cukup tinggi di hari-hari pertama IPO.

"Pelaku pasar kemungkinan nunggu sampai bottom mana yang mereka bisa masuk lagi," ucapnya.

Penurunan saham Bukalapak dinilai wajar. Cek halaman berikutnya.

Reza menilai penurunan saham BUKA merupakan hal yang wajar. Sebab memang banyak emiten baru yang harganya naik tinggi di hari-hari pertama IPO, kemudian turun drastis beberapa hari setelahnya karena adanya aksi profit taking.

"Nah kapan berbalik arahnya tergantung dari persepsi pasar, Kemudian dari Bukalapak sendiri ada berita apa yang bisa membuat harga sahamnya mengalami kenaikan," ucapnya.

Untuk fundamental keuangan Bukalapak sendiri yang masih rugi, Reza menilai itu juga hal yang wajar. Banyak perusahaan sejenis yang memang memiliki beban yang besar.

"Kalau rugi saya pikir wajar, kan perusahaan seperti itu banyak keluar untuk opex (operating expenditure), marketing, dan sebagainya. Jadi wajar rugi, apalagi mereka banyak subsidi kan ke barang yang dijual," tuturnya.

Sedangkan Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai penyebab penurunan saham BUKA lapak karena valuasinya memang sudah cukup tinggi. Bukalapak juga memiliki pesaing yang lebih besar di industri e-commerce.

"Kemudian memang ya Bukalapak ini bukan nomor 1 di industri marketplace, sehingga mereka mengambil aksi profit taking di pasar," tuturnya.

Untuk penurunan saham BUKA, Hans memprediksi bisa turun hingga level Rp 600. Sebab menurutnya jika acuannya adalah harga IPO di Rp 850 maka psikologis investor untuk melakukan cut loss di sekitar 30%.

"Karena kalau orang beli saham terus rugi, menurut saya orang mentolerir kerugian untuk buang 20-30%. Kalau Rp 850, 20% kan Rp 170, berarti kan di Rp 680. Ya kalau dia mentolerir sampai 30%, ya Rp 600-700 penurunan di pasar," terangnya.

(das/ara)

Hide Ads