Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) hari ini berakhir di level Rp 374. Di hari ketiganya melantai di bursa saham, GOTO mengalami kenaikan 4 poin atau sekitar 1,08% dibanding perdagangan kemarin yang berakhir pada level Rp 370.
Dikutip dari RTI, Rabu,(14/4/2022), saham GOTO pada pagi hari tadi berada di zona hijau, lalu pada siang hari anjlok ke zona merah. Namun, memasuki penutupan perdagangan berhasil melonjak ke zona hijau lagi.
Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 380 pada pembukaan perdagangan tadi pagi. Saham GOTO berada pada level terendah di level Rp 360.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Volume transaksi GOTO mencapai 3,26 miliar saham dengan nilai jual Rp 1,21 triliun. Tercatat, kapitalisasi pasar GOTO mencapai Rp 442,95 triliun.
Sementara GOTO finish di zona hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini ditutup naik 47 poin atau 0,67% ke level 7.262. IHSG hari ini berhasil bertahan di zona hijau hingga ditutup pada perdagangan sore hari ini.
Melihat keadaan pergerakan saham GOTO tersebut, bagaimana sebaiknya? apakah dibeli atau dijual saja?
"Di hari pertama kan naik, kalau punya barang menguat pasti dijual dulu. Ya saya kira nggak akan menguat terlalu jauh sih. Sekarang lebih baik sih dijual aja. Kalau mau melakukan pembelian lagi, ya nanti pas dekat-dekat harga IPO posisinya," ujar Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee.
Sementara itu Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan memperkirakan tekanan jual saham GOTO akan cukup besar. Investor ritel sedang berencana melakukan aksi ambil untung atau profit taking.
"Dalam jangka pendek, setelah euforia IPO selesai kami perkirakan tekanan jual akan sangat besar dari aksi profit taking investor. Khususnya investor-investor yang membeli di pasar IPO. Bahkan dalam 8 bulan ke depan, juga terdapat potensi penjualan pasca lock up sahamnya berakhir. Jadi, sentimen atau katalis tersebut membuat saham GOTO, masih berpotensi terkoreksi untuk mendekati harga IPO-nya," jelas Alfred.
Ia juga menambahkan bagi investor atau masyarakat menyikapi tren GOTO ini. Jangan sampai hal itu membuat mereka hanya ikut-ikutan membeli saham, tanpa memperhatikan potensi ke depannya seperti apa.
"Dengan melihat potensi jual yang tinggi, maka ekspektasi kami akan ada tekanan terhadap harga sahamnya dalam jangka pendek. Investor jangan sampai Fear of Missing Out (FOMO), karena pasca listing investor bisa membeli sahamnya kapan saja, berbeda saat IPO investor bisa tidak kebagian," tutur Alfred
Simak juga video 'GoTo Masuk di BEI, Airlangga Prediksi Kapitalisasi Lebih 2% PDB':