Saat ini, untuk dapat memetik 'buah manis' dari investasi di perusahaan teknologi harus dilihat dari dua sudut pandang berbeda. Menurut Reza, dilihat dari sisi imbal hasil tentu investor harus lebih bersabar. Namun dilihat dari sisi seorang pebisnis investasi di perusahaan tekno menghadirkan cerita sendiri.
"Tapi ada pula yang mengincar imbal hasil terserah perusahaan mau berbisnis apa. Pola ini mungkin untuk saat ini belum bisa merasakan 'buah manis' investasi di saham teknologi. Karena masih lebih besar persepsi negatifnya ketimbang persepsi positifnya," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun saat ini perusahaan secara angka masih memerah, namun di sisi lain investasi di saham teknologi masih menghadirkan keuntungan tersendiri.
Sebagai contoh investasi Telkomsel di GOTO. Jika dilihat dari sisi imbal hasil akan terasa merugikan sebab harga sahamnya sedang mengalami penurunan. Namun jika dilihat dari sisi berbeda yakni pebisnis, investasi Telkomsel yang dilakukan di GOTO bisa menghadirkan keuntungan tersendiri seperti penambahan pengguna kartu Telkomsel dan lainnya.
"Kalo dilihat dari kasus Telkomsel banyak juga yang inject ke GOTO. Mereka mungkin lebih melihatnya dari sisi bisnisnya, GOTO seberapa besar penggunanya, jaringan sistemnya, dan ekosistemnya seperti apa," jelasnya.
Menurutnya, cara berpikir ala pebisnis dalam investasi saham sudah wajar terjadi. Sebab biasanya pebisnis akan lebih condong melihat perusahaan yang akan diinvestasikan dari sistem yang dibangun, ekosistem, dan banyaknya pengguna. Oleh karena itu untuk menentukan untung-rugi investasi di perusahaan teknologi harus dilihat dari sejumlah sisi.
Untuk sisi pelaku pasar yang condong imbal hasil, menurutnya tidak ada masalah jika ingin melakukan investasi di perusahaan teknologi. Menurutnya, sepanjang inovasi yang dihadirkan oleh perusahaan teknologi masih digunakan oleh masyarakat maka tidak ada masalah kalau ingin melakukan investasi lini tersebut.
Baca juga: BEI Awasi Ketat Saham GOTO, Ada Apa? |
"Kalau memang ingin investasi di saham tekno, sepanjang kalau usaha mereka masih going consent, kalau aplikasi mereka masih banyak digunakan oleh masyarakat saya pikir tidak masalah kalau mau investasi di perusahaan teknologi. Problem investor ritel itu mereka sudah yakin tapi begitu ada fluktuasi harga mereka tidak tenang. Kalo seperti itu lebih baik trading akan lebih nyaman," katanya.
Menurutnya, untuk memberikan rasa tenang kepada investor ketika fluktuasi harga terjadi maka perusahaan teknologi yang telah melantai di bursa harus melakukan sejumlah hal. "GOTO tujuan mereka sebagai Tbk yang sahamnya tercatat di bursa itu memang harus dipenuhi, (GOTO) harus merilis laporan keuangan tepat waktu, keterbukaan informasi, dan (memberitahu) aksi korporasi yang bisa disampaikan kepada publik," katanya.
Reza berpesan khususnya kepada investor pemula, sebaiknya dalam berinvestasi di suatu instrumen investasi harus dibekali dengan sejumlah ilmu. "Sebelum masuk ke saham ini harus mempunyai bekal (ilmu). Untuk mendapatkan (ilmu) itu investor harus cari tahu dan banyak belajar seluk beluknya. Inves itu jangan ikut-ikutan. Instrumen investasi itu harus dipelajari," tutupnya.
(akn/hns)