PT Bursa Efek Indonesia (BEI) buka suara ihwal perkembangan initial public offering (IPO) atau pencatatan saham perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). BEI menyatakan memiliki perjanjian dengan Kementerian BUMN terkait IPO perusahaan plat merah.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pihaknya akan kembali membicarakan proses IPO perusahaan BUMN. Menurutnya, pemerintahan baru akan lebih mudah membuka ruang diskusi bagi perusahaan plat merah melantai di BEI.
"Jadi kan sebelumnya saya sempat bilang bahwa kita dengan Kementerian BUMN itu kan ada agreement. Nah dengan sudah adanya pemerintahan baru, tentunya kan lebih memudahkan kita nanti untuk follow up," kata Nyoman kepada wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Senin (13/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuannya dengan Kementerian BUMN kelak, kata Nyoman, BEI akan menawarkan pendampingan bagi entitas BUMN yang kelak mendaftarkan diri sebagai perusahaan terbuka. Namun begitu, ia tak menjawab pasti kapan pertemuan BEI dan Kementerian BUMN dilakukan.
"Iya kita lagi komunikasi, secepatnya (pertemuan dilakukan)," ungkapnya.
Ketika disinggung perusahaan plat merah yang diproyeksikan IPO, Nyoman enggan menanggapi. Menurutnya, entitas perusahaan yang hendak IPO menjadi domain Menteri BUMN, Erick Thohir.
"Di BUMN kayaknya langsung Pak Erick menyampaikan deh di BUMN kemarin," tutupnya.
Sebelumnya Menteri BUMN, Erick Thohir, mendukung rencana IPO PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID dengan PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum. Erick menilai kedua perusahaan menunjukkan kinerja yang positif.
"Saya mendukung, karena MIND ID kan dengan seluruh anak perusahaannya sudah mulai konsolidasi. Dan kita lihat juga track-nya bagaimana tingkat kesehatannya itu makin baik, revenue makin baik, profit makin baik," ujar Erick di Soehanna Hall, Jakarta, Kamis (9/1/2025).
Ia mencontohkan kontribusi MIND ID group terhadap pemberian dividen ke negara. BUMN holding industri pertambangan Indonesia itu menyetor dividen Rp 7,4 triliun di 2023, lalu Rp 11 triliun di 2024.
Erick menyebut akan mendorong perusahaan pelat merah naik ke level kelas dunia, seperti Vale dan Freeport, salah satunya lewat skema IPO. Terkait pelaksanaan IPO, ia menyerahkan hal itu pada manajemen perusahaan. "Bisa saja, nantinya tergantung nanti manajemen sendiri kapan siapnya," tutupnya.
(eds/eds)