Pandemi COVID-19 membuat konsumsi listrik nasional anjlok. Hal itu membuat rencana tambahan kapasitas pembangkit baru dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 bakal dikurangi 15,5 GW dibanding RUPTL 2019-2028.
Tambahan kapasitas yang dikurangi tersebut termasuk di dalamnya beberapa proyek di program kelistrikan 35.000 MW.
"15,5 GW turunnya dari RUPTL yang ada di periode yang lalu dengan RUPTL yang sedang kita evaluasi 15,5 GW dan tentu saja di dalamnya ada beberapa bagian menjadi 35GW, ada di antaranya bagian dari program 35GW, yang tentu saja pada saatnya ke instansi terkait untuk di takeout dari Perpresnya," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana dalam teleconference, Rabu (13/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan, PT PLN (Persero) telah menyampaikan draft RUPTL 2021-2030. Pemerintah, kata dia, sedang mengevaluasi draft RUPTL tersebut.
"Kita memang sudah disodori oleh Pak PLN, Pak Dirut konsep atau draft RUPTL 2021-2030, ada kurang lebih 900 halaman, tepatnya 841 halaman dan kita buka satu per satu, kita diskusikan, kita klarifikasi dengan PLN. Kami lapor ketiga kalinya ke menteri besok, jadi belum selesai tapi menuju ke arah selesai," katanya.
Dia menerangkan, pandemi COVID-19 mempengaruhi proyek-proyek pembangkit listrik di RUPTL. Menurutnya, hal itu tidak terhindarkan dan minimal berpengaruh pada operasi.
"Tentu saja kejadian COVID-19 yang mulai 2020 hingga 2021 mudah-mudahan tidak berlanjut, sedikit banyak mempengaruhi project-project yang ada RUPTL, itu tak terhindarkan minimum ada pergeseran COD," terang Rida.
Dia melanjutkan, ada beberapa rencana pembangkit yang tadinya ada di RUPTL lama, kemudian diganti dengan proyek lain misal transmisi atau relokasi pembangkit listrik. Hal itu membuat pembangunan pembangkit berkurang.
"Ada juga berapa rencana pembangkit yang tadinya tercantum di dalam RUPTL lama dengan berbagai pertimbangan, maka kemudian kita, apalagi itu baru rencana maka kemudian kita gantikan dengan lain misalkan transmisi atau dengan cara relokasi pembangkit dari satu tempat ke tempat lain, jadi tidak perlu menambah pembangkit baru. Dengan sendirinya akan mengurangi jumlah tambahan pembangkit yang akan dibangun 10 tahun karena umur RUPTL 10 tahun," jelas Rida.
Baca juga: Duh! RI Impor Listrik 120 MW dari Malaysia |