Meski subsidi energi mencapai Rp 502 triliun, Piter menyarankan pemerintah tetap menahan harga Pertalite. Selain menghindari letupan inflasi, Piter berpendapat APBN masih mampu memberi subsidi karena selalu dalam kondisi surplus.
"Memang beban di APBN besar. Tapi kan kalau menurut saya, itu tertutupi kenaikan penerimaan pemerintah oleh adanya kenaikan harga komoditas. Pemerintah kan sering mengatakan APBN surplus karena adanya kenaikan komoditas," ujarnya.
Senada dengan Piter, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyebut kenaikan Pertalite akan mendongkrak inflasi. Terlebih, inflasi komoditas energi sudah mencapai 5,03% berdasarkan data Bank Indonesia (BI).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain kenaikan Pertalite, menurut Tauhid inflasi dapat dipicu oleh kenaikan komoditas lain seperti Solar, Pertamax, hingga gas LPG.
"Itu bukan hanya Pertalite, ada Pertamax, Solar, kenaikannya itu 5% ya terhadap inflasi, jadi besar. Artinya bahwa memang nanti kenaikan terhadap inflasi saya kira lumayan besar," ungkapnya.
Terkait prediksi kenaikan Inflasi, Tauhid menyatakan perlu hitung-hitungan yang akurat. Namun, kenaikan Pertalite disebutnya akan berdampak pada kenaikan inflasi di atas 5%.
(ara/ara)