Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier mengatakan, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita sebenarnya berharap rapat teknis terkait kelanjutan program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) dilaksanakan. Namun, Agus batal hadir karena ada perubahan jadwal rapat.
Menurutnya, rapat yang diagendakan pada Jumat (22/3) kemarin, semula dijadwalkan dimulai pukul 14.30. Namun, tiba-tiba pada Jumat pagi, secara sepihak Kementerian ESDM mengubah jadwal rapat menjadi Pukul 10.00.
"Bapak Menperin siap hadir dan Kamis malam sempat diberitahukan dimajukan menjadi jam 13.30. Beliau juga siap hadir," kata Taufiek dalam keterangannya, Sabtu (23/3/2024).
Di waktu yang sama, Agus sudah mempunyai Agenda melantik 11 pejabat di Kemenperin, sehingga Agus menugaskan Pejabat Eselon 1 untuk menghadiri rapat yang diubah dadakan jadwalnya.
"Kemudian saya meluncur ke lokasi kantor Kementerian ESDM di Jalan Medan Merdeka Selatan. Tibanya di sana, rapat ditiadakan dengan alasan Menperin berhalangan hadir," imbuh Taufiek.
Dalam pertemuan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri ESDM Arifin Tasrif, Taufiek menyampaikan pesan Agus mengenai hitung-hitungan teknokratis benefit HGBT dan multiplier effect untuk tujuh sektor industri.
"Kami juga meminta agar program HGBT sesuai Perpres Presiden Jokowi dilanjutkan bahkan diperluas dengan prinsip no one left behind, bukan hanya untuk tujuh sektor industri yang saat ini menerima fasilitas," jelas Taufiek.
Dalam penjelasan singkat kepada kedua menteri, Taufiek melaporkan total nilai HGBT yang dikeluarkan termasuk untuk listrik dari 2021 hingga 2023 sebesar Rp 51,04 Triliun. Sedangkan nilai tambahnya bagi perekonomian nasional sebesar Rp 157,20 Triliun, atau meningkat hampir tiga kali lipat.
"Artinya, manfaat dan multiplier effect-nya sangat besar bagi ekspor, pendapatan pajak, pengurangan subsidi pupuk, dan investasi," tegas Taufiek.
Harga gas murah genjot nilai tambah. Berlanjut ke halaman berikutnya.
(ily/ara)