Cost Recovery Diusulkan Naik, Kontraktor Migas Usul Ganti Kontrak?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 20 Jun 2024 13:50 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif/Foto: Achmad Dwi Afriyadi/detikcom
Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan anggaran cost recovery sebesar US$ 8,5-8,7 miliar pada tahun depan. Namun demikian, dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI, anggaran yang disetujui sebesar US$ 8,25-8,5 miliar.

Target cost recovery pada APBN 2024 sebesar US$ 8,25 miliar. Dengan begitu, usulan yang disepakati lebih besar dari target APBN tahun ini. Lantas, apakah hal tersebut membuat kontraktor minyak dan gas bumi (migas) mengubah skema kontraknya?

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, anggaran tersebut telah memperhitungkan perubahan kontrak. Sebab, skema gross split dianggap membuat kontraktor ogah-ogahan menggenjot produksi migas.

"Iya memang kita perhitungkan ada. Ada yang... terutama lapangan-lapangannya Pertamina kita perhitungkan bakal pindah. Karena dengan gross split, jadi ogah-ogahan," katanya di Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM Jakarta, Kamis (20/6/2024).

Arifin mengatakan, pihaknya mengevaluasi usulan perubahan skema kontrak migas. "Iya kita sudah masuk, kita evaluasi, nanti kita lihat dulu dong, you kalau dikasih ini, you kasih apa? Benar nggak? Berapa naiknya?"ujarnya.

Salah satu blok yang tengah dievaluasi untuk perubahan kontraknya adalah Blok Rokan. Apalagi, telah terjadi pengeboran besar-besar di blok tersebut.

"Iya, sekarang kan mereka ngebor gede-gedean. Itu kan kalau ngebor gede-gedean kan berarti sudah. Iya, umumnya gitu, tapi kan kita harus terukur. Umumnya minta,dari gross split ke cost recovery," tambahnya.

Lihat juga Video: IPA Convex 2024 Jadi Momentum Bagi Ketahanan Energi Indonesia






(acd/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork