Bahlil Beri Sinyal Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga

Bahlil Beri Sinyal Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 13 Okt 2024 18:30 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani berkunjung ke tambang emas Grasberg, Freeport di Mikika, Papua. Begini gayanya.
Foto: Instagram/Sri Mulyani
Jakarta - Pemerintah memberikan sinyal akan memperpanjang lagi izin ekspor konsentrat tembaga, khususnya pada PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Internasional Tbk. Sebagaimana diketahui, pemerintah telah memperpanjang izin ekspor konsentrat ini hingga 31 Desember 2024.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, produksi smelter Freeport diperkirakan mencapai puncaknya pada Desember 2024. Dia mengatakan, hal itu akan tergantung dengan kondisi pabriknya. Jika pabrik itu tak mengolah 100% konsentrat maka dibutuhkan waktu 1-2 bulan.

"Konsentrat tembaga itu nggak bisa diekspor lagi. Tetapi kalau Freeport, peaknya itu kan diagendakan itu kan tanggal, Desember. Nah kalau peak-nya itu lihat pabriknya gimana? Kalau pabriknya itu katakanlah belum bisa mengcover 100% karena ada hal yang bisa dipertanggungjawabkan, kita mungkin molor, mungkin paling tinggi 1-2 bulan," katanya di TMII Jakarta, Minggu (13/10/2024).

Dia mengatakan, perpanjangan izin ekspor itu Freeport dan Amman. Dia mengatakan, perpanjangan itu diberikan karena perusahaan membangun smelter.

Kembali, pihaknya akan melihat apakah smelter itu bisa mengolah 100% konsentrat tembaga atau tidak. Menurutnya, jika dipaksakan maka akan berisiko. Lanjutnya, kelonggaran ini diberikan karena perusahaan telah berinvestasi besar.

"(Bangun smelter) Iya dong, kan gini loh. Bangun smelter itu kan kemarin baru COD. Kan langsung pabriknya kan nggak bisa ditekan 100%. Nah lihat 2-3 bulan ke depan ini pabriknya udah bisa 100% belum? Kalau dipaksa meledak itu pabrik. Nah, kemudian kalau kita nggak kasih ekspor, nggak fair dong kita, dia kan sudah bangun investasi gede," paparnya.

Dia mengatakan, tak seluruh konsentrat akan diekspor. Saat ini, pihaknya juga menghitung penyerapan industri.

"Tapi itu kan ekspornya bukan totalnya dia ekspor. Antara produksi dengan kapasitas tampung di industri mereka, selisihnya itu yang diekspor. Tapi lagi dihitung, belum ada sampai ke sananya belum. Kita lagi hitung ko," katanya. (acd/rrd)


Hide Ads