Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tembus 6% dalam dua tahun ke depan. Untuk mendukung ambisi tersebut, pemerintah baru saja merilis Program Paket Ekonomi 2025. Sejumlah kalangan menilai sektor hulu minyak dan gas (migas) bakal menjadi salah satu motor penting untuk mendongkrak pertumbuhan.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, mengatakan sektor hulu migas tak hanya menopang ketahanan energi, tetapi juga berkontribusi besar terhadap industri nasional lewat penerapan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
"Selain menopang ketahanan energi, sektor hulu migas juga berkontribusi langsung terhadap pemberdayaan industri hulu migas melalui penerapan TKDN," ujarnya kepada media, Jumat (19/9/2025).
Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menunjukkan, realisasi TKDN proyek hulu migas per Juni 2025 sudah melampaui target. Untuk proyek strategis nasional (PSN), TKDN tembus 58% atau lebih dari tiga kali lipat target pemerintah yang hanya 18%. Untuk proyek non-PSN, realisasinya 59%, juga melampaui target 57%.
Nilai kontrak barang dan jasa di sektor hulu migas juga cukup besar. Sepanjang semester I-2025, kontrak tercatat senilai US$ 3,57 miliar atau sekitar Rp 58,7 triliun. Dari angka itu, belanja dalam negeri mencapai US$ 1,83 miliar atau Rp 30,1 triliun.
Dampak Ekonomi ke Daerah
Kontribusi sektor hulu migas juga dirasakan langsung oleh daerah penghasil. Sekretaris Daerah Provinsi Riau, Syahrial Abdi, menyebut industri hulu migas memberikan multiplier effect yang signifikan terhadap perekonomian daerah, baik melalui dana bagi hasil (DBH) migas maupun perputaran uang di masyarakat.
"Tahun 2023, DBH migas untuk Riau mencapai Rp 3,2 triliun, turun menjadi Rp 2,3 triliun pada 2024, dan diperkirakan naik sedikit menjadi Rp 2,6 triliun pada 2025, dengan asumsi harga minyak US$ 82 per barel," kata Syahrial.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Riau tumbuh 4,59% pada semester II-2025, menjadikannya provinsi dengan PDRB terbesar kedua di Sumatera setelah Sumatera Utara.
Syahrial menilai produktivitas sektor hulu migas harus dijaga agar terus menopang pencapaian target nasional menuju Visi Indonesia Emas 2045. "Sinergi antara pemerintah daerah, SKK Migas, dan KKKS sangat penting agar produksi migas tetap stabil tanpa hambatan," tegasnya.
Dorong Pelibatan Industri Lokal
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Eka Bhayu Setta, menambahkan penerapan TKDN di sektor hulu migas memberikan efek berganda ke perekonomian nasional. Selain mendorong kemandirian industri, kebijakan ini juga menyerap tenaga kerja dan menciptakan peluang usaha baru.
"Industri dalam negeri tidak hanya menjadi penonton, tetapi ikut aktif berkontribusi dalam rantai pasok migas. Ke depan, TKDN harus terus ditingkatkan agar setiap dolar investasi migas memberi manfaat maksimal bagi bangsa," kata Eka.
Ia menambahkan, SKK Migas bahkan telah merevisi kebijakan pengadaan sehingga perusahaan lokal kini bisa mengakses kontrak hingga Rp 50 miliar. Langkah ini diharapkan mendorong lahirnya lebih banyak pengusaha baru di sektor penunjang hulu migas.
Tonton juga video "Pertamina Dukung Penuh Pembangunan di Kawasan Rebana dari Sektor Migas" di sini:
(rrd/rrd)