Pembangunan Kilang Mahal, Peremajaan Dinilai Lebih Mendesak

Heri Purnomo - detikFinance
Rabu, 08 Okt 2025 15:44 WIB
Ilustrasi/Foto: Dok. Kilang Pertamina Internasional
Jakarta -

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro menilai polemik penyesuaian kebijakan impor BBM untuk SPBU swasta dalam beberapa waktu terakhir menegaskan keberadaan kilang minyak memiliki peran penting dalam ketahanan energi nasional. Pasalnya, porsi BBM dalam bauran energi sektor transportasi 2024 yang tercatat sebesar 99,89 % menegaskan peran penting tersebut.

Meski begitu, Komaidi mengatakan, industri kilang minyak di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, di antaranya investasi besar dalam pembangunan kilang. Berdasarkan data, rata-rata pembangunan kilang minyak dengan kapasitas 100 ribu barel per hari memerlukan investasi antara US$ 7,5-8 miliar atau sekitar Rp 123-132 triliun.

Komaidi mengatakan margin yang didapatkan dalam industri kilang minyak Indonesia tidak besar karena pasar BBM nasional dengan kondisi regulated market. Sebagian besar volume BBM yang diperdagangkan merupakan BBM subsidi dan atau BBM kompensasi sehingga perkembangan industri kilang di Indonesia relatif lambat.

Kapasitas Kilang

Dalam 10 tahun terakhir kapasitas kilang minyak wilayah Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Eropa masing-masing bertambah 3,73 juta barel per hari, 2,73 juta barel per hari, dan 829 ribu barel per hari.

Sementara pada periode tersebut kapasitas kilang minyak Indonesia hanya bertambah 125 ribu barel per hari. Penambahan kapasitas tersebut berasal dari RDMP Kilang Balongan dan RDMP Kilang Balikpapan.

"Kebutuhan anggaran investasi yang besar sementara margin yang diperoleh relatif belum kompetitif, menyebabkan industri kilang minyak tidak menjadi pilihan utama," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (8/10/2025).

Peremajaan Kilang

Komaidi menjelaskan, jika mengacu pada konsumsi BBM saat ini sekitar 1,6 juta barel per hari, Indonesia paling tidak harus memiliki kilang minyak dengan kapasitas sekitar 2 juta barel per hari jika menghendaki untuk tidak melakukan impor BBM. Dengan kapasitas kilang minyak saat ini sekitar 1.148 ribu barel per hari, Indonesia setidaknya memerlukan tambahan kapasitas sekitar 852 ribu barel per hari atau setara dengan kebutuhan investasi sekitar Rp 1.054-1.125 triliun.

Ia mendorong untuk dilakukan peremajaan kilang minyak melalui Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Root Refinery (GRR) untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produk yang selama ini sudah dilakukan Pertamina pada dasarnya telah tepat.

"Peremajaan tidak hanya penting untuk menambah kapasitas kilang, tetapi juga penting untuk meningkatkan kualitas produk, efisiensi biaya produksi, menghasilkan produk bernilai tambah lebih tinggi, lebih fleksibel dan adaptif dengan kebutuhan pasar, dan berpotensi memiliki aspek HSSE (Health, Safety, Security, dan Environment) yang lebih baik," katanya.




(ara/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork