Aset kripto kini banyak menarik minat orang, terutama anak muda-muda. Namun, kripto ini kerap dihadapkan pada pertanyaan salah satunya terkait dasar perhitungan atau underlying dari aset digital ini.
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, sejumlah aset kripto memiliki underlying yang jelas. Menurutnya, aset tersebut bisa dihitung secara matematis.
"Padahal kalau kita tahu dasar underlying-nya bitcoin, ethereum atau koin-koin yang populer itu ada underlying-nya. Biaya produksi listrik yang mereka pakai sebenarnya biaya underlying penetapan harganya. Itu bisa dihitung secara matematika," katanya dalam Blak-blakan detikcom, Senin (15/11/2021).
Secara khusus, ia pun menjelaskan mengenai underlying bitcoin. Dia bilang, underlying bitcoin adalah biaya produksi listriknya yang mencapai 150 terawatt per jam. Maka itu, baginya wajar jika harga dan transaksinya tinggi.
"Contohnya bitcoin, biaya listrik yang dipakai untuk memproduksi bitcoin sekitar 150 terawatt hour atau setengah listrik yang dipakai satu Indonesia, Jadi ada underlying-nya. Token-token yang ada underlying-nya kemudian menjadi orang tahu, oh memang harganya wajar, makanya transaksinya tinggi, cuma hal-hal semacam ini susah dipahami oleh banyak orang," terangnya.
Diakuinya, memang ada kripto yang dasar atau underying-nya tidak jelas. Namun, pihaknya tetap melayani perdagangan tersebut karena tingginya minat.
"Kalau kita bicara token-token yang nggak jelas contohnya shiba. Di Indodax kita juga memperdagangkan token-token yang dasar underlying-nya nggak jelas seperti dogecoin, seperti shiba ini termasuk token yang nggak punya underlying jelas. Kita menyadari hal itu. Tapi tantangannya ini ada market yang menginginkan token itu," terangnya.
(acd/eds)