Bank Indonesia (BI) dan Bank for International Settlements (BIS) resmi meluncurkan G20 Techsprint Initiative 2022. Bagian agenda Presidensi G20 itu adalah perlombaan untuk memecahkan masalah dan tantangan pengembangan mata uang digital bank sentral atau central bank digital currencies (CBDCs).
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan dalam ajang tersebut, pihaknya mengajak komunitas internasional, inovator, pengusaha, pakar, hingga ilmuwan untuk membuat inovasi dalam memecahkan tantangan dalam pengembangan CNBCs.
"Kami mengundang komunitas internasional inovator,pengusaha, pengembang, ilmuwan data, perancang, pemasaran digital dan pakar komunikasi startup untuk menyelidiki dan mengembangkan solusi terbaik untuk beberapa masalah di bidang CBDCs grosir dan eceran," katanya dalam peluncuran G20 Techsprint Initiative 2022 di YouTube BI, Senin (25/4/2022).
Perry menjelaskan CBDCs menjadi penting karena saat ini aset digital seperti kripto telah berkembang pesat. Namun, menurutnya untuk kripto masih mengkhawatirkan karena banyak risiko untuk stabilitas keuangan, moneter, keuangan global dan berisiko seperti pencucian uang.
"Jadi, ada kekhawatiran yang berkembang tentang peningkatan dan percepatan perdagangan aset digital di bawah Dewan Pengawas Keuangan," lanjutnya.
Saat ini, bank sentral semakin didorong untuk mengembangkan CBDCs. Perry mengatakan telah banyak negara yang mencoba untuk membuat mata uang digital bank sentral itu.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
(dna/dna)