Kementerian BUMN mendapatkan tugas untuk mempersiapkan program vaksinasi Corona mandiri. Untuk seluruh prosesnya akan menggunakan sistem informasi big data.
Untuk mempersiapkannya Kementerian BUMN menunjuk PT Bio Farma dan PT Telkom Indonesia. Bio Farma sendiri mengembangkan aplikasi yang digunakan vaksinasi mandiri secara menyeluruh, mulai dari pendaftaran, pre order hingga proses vaksin selesai dan masuk ke dalam big data.
Chief Digital Healthcare Officer Bio Farma Soleh Ayubi menjelaskan proses awal pemerintah akan melakukan sosialisasi melalui media online, cetak, elektronik hingga media sosial. tujuannya memberitahukan bahwa proses vaksinasi akan dimulai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah khusus vaksin mandiri, kami BUMN farmasi menyediakan beberapa channel, mulai dari apps, web dan walk-in. Jadi untuk reservasinya bisa melalui app-in, web-in dan walk in," ucapnya dalam acara webinar, Selasa (24/11/2020).
Untuk proses melalui aplikasi ada 7 tahapan yang harus dilakukan. Pertama pasien melakukan registrasi dan pre-order.
Tahap pertama itu bertujuan untuk menangkap data masyarakat apakah sesuai dengan ketentuan vaksinasi COVID-19. Sebab menurut Peraturan Presiden Nomor 99 tahun 2020 Kementerian Kesehatan masyarakat yang bisa divaksin berusia 18-59 tahun.
"Jadi di vaksin mandiri ini kita ingin initial screening. Jadi kan vaksin kita untuk usia 18-59 tahun, kalau di luar usia itu tentu tidak dilanjutkan," terangnya.
Sistem pre-order ini juga untuk menangkap seberapa besar kebutuhan vaksin hingga mendekati akurat. Sehingga nantinya penyelenggara vaksinasi tidak bisa memesan vaksin melebihi data pre-order tersebut. Tujuannya untuk menghindari penimbunan.
Kedua, pasien melakukan reservasi dan melakukan pembayaran. Aplikasi itu akan memunculkan notifikasi pengingat untuk melakukan pembayaran.