Gelontorkan Rp 200 M, BUMN Farmasi Ini Bangun 7 Pabrik

Gelontorkan Rp 200 M, BUMN Farmasi Ini Bangun 7 Pabrik

Hendra Kusuma - detikFinance
Jumat, 21 Mei 2021 17:43 WIB
ilustrasi obat
Ilustrasi/Foto: iStock
Jakarta -

PT Indofarma Tbk (INAF) akan menggencarkan 7 proyek termasuk membangun beberapa pabrik baru. Tahun ini perseroan telah mempunyai 6 proyek pengembangan produk dan 1 proyek pendukung.

Mengutip keterangan resmi perusahaan, Jumat (21/5/2021), untuk memastikan proyek pengembangan produk tersebut dapat berjalan dengan baik, INAF menyiapkan pembiayaan investasi Rp 169,86 miliar dan modal kerja Rp 30 miliar atau total Rp 199,86 miliar atau hampir Rp 200 miliar.

Untuk mengembangkan kemandirian produk alat kesehatan Indonesia, INAF akan melakukan pembangunan pabrik Melt Blown yang merupakan bahan baku masker dengan nilai pembiayaan investasi Rp 14,86 miliar dan modal kerja Rp 5 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu perusahaan juga akan membangun pabrik Hospital Furniture dengan nilai pembiayaan investasi Rp 15 miliar dan modal kerja Rp 5 miliar. Ada juga pabrik sarung tangan atau gloves dengan nilai pembiayaan investasi Rp 20 miliar dan pabrik Catheter dengan nilai pembiayaan investasi Rp 50 miliar dan modal kerja Rp 10 miliar.

Selain itu dengan nilai pembiayaan investasi Rp 30 miliar, Perseroan akan mengembangkan produk Natural Extract. Untuk pengembangan Central Processing Facility, nilai pembiayaan investasi yang digunakan Rp 30 miliar dan modal kerja Rp 10 miliar.

ADVERTISEMENT

Perseroan juga menganggarkan pembiayaan investasi untuk Supporting Function sebesar Rp 10 miliar. Pada akhir tahun ini, semua fasilitas produksi dan pendukung yang baru tersebut ditargetkan sudah selesai dan siap beroperasi pada awal 2022.

Sekadar informasi pada kuartal I-2021, INAF mencatatkan penjualan bersih Rp 373,20 miliar. Angka ini meningkat Rp 225,04 miliar atau 152% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 148,16 miliar.

Peningkatan penjualan bersih tersebut terutama ditopang dari penjualan segmen ethical sebesar Rp 191,87 miliar dan alat kesehatan sebesar Rp 175,49 miliar. Keberhasilan peningkatan penjualan tersebut berkontribusi positif pada pencapaian laba bersih Perseroan Rp 1,8 miliar setelah mengalami kerugian bersih Rp 21,43 miliar pada periode yang sama tahun buku 2020.

Liabilitas perseroan meningkat sebesar 8,29% dari yang semula Rp 1,28 triliun menjadi Rp 1,38 triliun pada kuartal pertama tahun 2021. Aset perseroan mengalami peningkatan 6,32% dari yang semula Rp 1,71 triliun menjadi Rp 1,82 triliun pada kuartal pertama tahun 2021.

Dengan adanya penerapan kebijakan akuntansi PSAK 71 di tahun 2020, perseroan mencadangkan penurunan nilai piutang sebesar Rp 74,88 miliar. Hal tersebut merupakan bagian dari aspek kepatuhan terhadap regulasi PSAK 71 dan tindakan prudent Perseroan.

Perseroan berhasil meningkatkan kinerja sales pada kuartal pertama tahun 2021 dengan strategi penjualan obat ethical dan alat kesehatan terkait COVID-19. Di lain pihak, perseroan tetap memastikan terpenuhinya aspek kepatuhan terhadap PSAK 71 secara konsisten sehingga diharapkan berdampak pada kinerja Perseroan yang tumbuh secara berkesinambungan.


Hide Ads