Pandemi COVID-19 yang melanda dunia membuat PT Petrosea Tbk (PTRO) dan seluruh pelaku industri di seluruh dunia menghadapi pelemahan pasar batubara dan ketidakpastian ekonomi global. Bahkan, sebelum pandemi industri pertambangan dan mineral telah menghadapi sejumlah tantangan besar.
Salah satunya tuntutan masyarakat global agar perusahaan-perusahaan merubah cara kerja atau eksploitasi menjadi jauh lebih sustainable dan ramah lingkungan.
Presiden Direktur Petrosea Hanifa Indradjaya menjelaskan berkat implementasi Project Minerva, yang dimulai sejak tahun 2018 sebagai langkah strategis untuk menerapkan digitalisasi dan teknologi demi meningkatkan kinerja operasional, serta menjadikan Petrosea sebagai yang terdepan dalam hal technology adoption.
Petrosea berhasil beradaptasi dengan cepat dan justru mencatatkan kinerja terbaik sepanjang sejarah Perusahaan di masa pandemi COVID-19. Hal ini dibuktikan lewat keberhasilan Petrosea mencatatkan laba bersih sebesar US$ 32 juta pada akhir tahun 2020.
Bahkan sampai dengan semester pertama 2021, Petrosea telah mencatatkan laba sebesar US$ 11,76 juta, yang mana menunjukkan peningkatan sebesar 29,80% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sebagai kelanjutan dari inisiatif transformasi digital tersebut, sejak akhir tahun 2019 Petrosea juga meluncurkan strategi 3D, yaitu Diversifikasi, Digitalisasi dan Dekarbonisasi sebagai enabler dan pilar kunci perusahaan untuk terus mengembangkan value proposition kepada seluruh pelanggan, investor dan stakeholder.
"Seluruh pencapaian Petrosea selama periode ini merupakan validasi dari strategi yang tepat dengan eksekusi yang efektif untuk memastikan keberlanjutan usaha Perusahaan di masa mendatang, termasuk menjadi lebih agile dan cost effective demi menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi," ujar Hanifa, dilansri dari CNN Indonesia, Kamis (16/12/2021).
Hanifa menjelaskan dalam menghadapi masa penuh tantangan ini, Petrosea juga terus berupaya untuk lebih siap dalam menanggapi kondisi global yang semakin volatile, di antaranya adalah dengan mengembangkan business model baru serta meningkatkan kapabilitas melalui berbagai inisiatif organizational dan people development.
Pada tahun 2019, Petrosea diseleksi oleh World Economic Forum sebagai satu-satunya perusahaan tambang dan satu satunya perusahaan milik Indonesia yang masuk ke dalam Global Lighthouse Network berkat kesuksesannya dalam mengimplementasikan teknologi Industri 4.0 untuk memperkuat kinerja finansial dan operasional Perusahaan.
Pencapaian tersebut menjadikan Petrosea sebagai acuan untuk membantu perusahaan lainnya melewati segala tantangan dalam menerapkan teknologi Industri 4.0, seperti artificial intelligence dan big data analytics.
Selaku perusahaan multi-disiplin yang telah berdiri selama lebih dari 49 tahun, Petrosea berkomitmen penuh untuk mengedepankan aspek Environmental, Social & Governance (ESG), termasuk penerapan prinsip-prinsip good corporate governance di seluruh elemen perusahaan dan terus fokus pada implementasi strategi keberlanjutan yang sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs).
(ncm/hns)