Buka-bukaan Penyebab Selasar BEI Ambruk

Buka-bukaan Penyebab Selasar BEI Ambruk

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Rabu, 17 Jan 2018 08:23 WIB
Buka-bukaan Penyebab Selasar BEI Ambruk
Foto: Rengga Sancaya

Perusahaan jasa konstruksi telekomunikasi PT LCK Global Kedaton Tbk hari ini resmi mencatatkan sahamnya di lantai Bursa Efek Indonesia sebagai Emiten pertama di tahun 2018.

Pantauan detikFinance, saham yang tercatat dengan kode perdagangan LCKM tersebut langsung melesat Rp 104 atau 50% menuju Rp 312 dari harga penawaran saham sebesar Rp 208.

Tepat pukul 09.00 waktu JATS, saham LCKM telah diperdagangkan dengan frekuensi 1 kali transaksi sebanyak 1 lot saham dengan harga Rp 31.200.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lim Kah Hock selaku Direktur Utama PT LCK Global Kedaton Tbk, menyatakan perolehan dana IPO ini, akan digunakan sebesar 97% untuk modal kerja, sedangkan sisanya 3% akan digunakan untuk pembiayaan Research & Development serta pelatihan.

"Perusahaan kami bergerak di bidang jasa penyedia infrastruktur telekomunikasi bagi penyedia menara telekomunikasi atau tower provider di Indonesia. Dengan terialisasinya IPO dan listing ini merupakan langkah besar perusahaan guna mewujudkan visi jangka panjang dan menjadi pemimpin di sektor ini," kata dia di gedung BEI, Selasa (16/1/2018).

Aktivitas pencatatan saham berlangsung normal tak terpengaruh adanya insiden ambruknya selasar lantai 1 tower 2 gedung BEI kemarin.

Perdagangan Bursa Tidak Terpengaruh Selasar Runtuh

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta, kejadian tersebut tentu menimbulkan duka, namun tidak secara langsung mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Yang penting infrastruktur perdagangan bursa masih berjalan secara normal. Buktinya hari ini IHSG masih menguat," tuturnya kepada detikFinance, Selasa (15/1/2018).

Bagi pelaku pasar sentimen seperti kondisi perekonomian baik dalam maupun luar negeri hingga kondisi keuangan emiten jauh lebih diperhatikan. Untungnya pas kejadian kemarin, sentimen global cukup mendukung pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Hal ini disebabkan oleh menguatnya harga komoditas dunia yang dipengaruhi oleh faktor depresiasi mata uang dolar AS. Ketika terjadi sentimen negatif akibat hasil neraca perdagangan per Desember yang defisit, serta tragedi ambruknya selasar pada Tower II Bursa Efek Indonesia, IHSG sempat mengalami koreksi sehat," tuturnya.

Jatuhnya selasar Gedung BEI juga diyakini tidak membuat investor asing risih berinvestasi di pasar modal Indonesia. Sebab pihak BEI memastikan bahwa sistem perdagangan saham tidak terganggu dan masih berjalan normal.

Seperti pada perdagangan kemarin, investor asing masih tercatat melakukan aksi beli. Hingga akhir perdagangan tercatat net buy mencapai Rp 2,33 triliun.

Selain itu Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau Indonesia Eximbank memastikan bahwa proses pelayanan terhadap nasabah masih berjalan. Meskipun Tower II Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menjadi kantor Indonesia Eximbank masih ditutup karena kejadian runtuhnya selasar kemarin.

Corporate Secretary Indonesia Eximbank Dyza R A Rochadi mengumumkan hal tersebut guna menjawab pertanyaan para nasabah terkait pelayanan Indonesia Eximbank.

"Proses pelayanan nasabah dan transaksi operasional tetap beroperasi secara terbatas sesuai dengan waktu normal. Nomor telepon yang dapat dihubungi 087885011244," tuturnya dalam keterangan tertulis, Selasa (16/1/2018).

Hide Ads