Buka-bukaan Penyebab Selasar BEI Ambruk

Buka-bukaan Penyebab Selasar BEI Ambruk

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Rabu, 17 Jan 2018 08:23 WIB
Buka-bukaan Penyebab Selasar BEI Ambruk
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Pintu masuk Tower 2 Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak pagi kemarin dialihkan ke Tower 1. Pintu masuk Tower 2 sudah dihalangi garis polisi.

Penjagaan di bagian dalam juga seperti biasa dilakukan dengan teliti seperti pengecekan identitas visitor serta barang bawaan. Di dalam gedung, tampak karyawan tampak normal hilir mudik. Beberapa cleaning service juga tampak sigap dan bekerja seperti biasa.

Tidak tampak reruntuhan yang terlihat di bagian luar, karena bagian dari reruntuhan di bagian dalam selasar ditutup rapat oleh papan putih. Begitupun ketika masuk ke dalam tower satu, berbagai akses di beberapa selasar yang menghubungkan tower satu dan dua dijaga satu satpam dengan tanda garis polisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikFinance merangkum informasinya dalam rangkaian berita berikut ini:


Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mengaku menaruh perhatian besar terhadap insiden ambruknya selasar BEI

"PII akan melakukan penyelidikan dan analisis terhadap seluruh aspek bangunan mulai dari desain, pelaksanaan konstruksi sampai dengan pemanfaatannya," kata Wakil Ketua Umum PII, Heru Dewanto saat dihubungi detikFinance, Selasa (16/1/2017).

Hasilnya, kata dia, akan diusulkan untuk memperbaiki dan memperketat sistem penyelenggaraan kegiatan konstruksi bangunan di semua tahapan.

Memperhatikan serangkaian kejadian kecelakaan terkait struktur bangunan akhir-akhir ini seperti girder jalan tol layang, lantai mezzanine gedung BEI, PII menyarankan agar pemerintah lebih mempercepat penerbitan PP (Peraturan Pemerintah) sebagai tidak lanjut dari UU tentang Keinsinyuran No. 11/2014.

"Agar kejadian-kejadian semacam ini dapat dihindarkan dan disikapi dengan langkah-langkah yang terukur dan teregulasi," tegas dia.

PP sebagaimana amanat UU, akan memungkinkan UU Keinsinyuran diimplementasikan dalam praktek keseharian. Sesuai amanat UU Keinsinyuran, PP akan memiliki perangkat untuk mengatur hal-hal sebagai berikut

1. Insinyur yg akan melakukan praktek keinsinyuran harus terdaftar (register),
2. Untuk bisa terdaftar Insinyur harus memenuhi standar kompetensi tertentu,
3. Insinyur yang melakukan praktek keinsinyuran harus menaati kode etik keinsinyuran dan memenuhi standar keinsinyuran
4. Pelanggaran terhadap kode etik dan standard keinsinyuran akan dikenakan sanksi.
PP ini akan memberikan perlindungan terhadap pengguna jasa keinsinyuran dan masyarakat sebagai pemanfaatan, sekaligus terhadap profesi insinyur berupa hukum positif.


Perusahaan jasa konstruksi telekomunikasi PT LCK Global Kedaton Tbk hari ini resmi mencatatkan sahamnya di lantai Bursa Efek Indonesia sebagai Emiten pertama di tahun 2018.

Pantauan detikFinance, saham yang tercatat dengan kode perdagangan LCKM tersebut langsung melesat Rp 104 atau 50% menuju Rp 312 dari harga penawaran saham sebesar Rp 208.

Tepat pukul 09.00 waktu JATS, saham LCKM telah diperdagangkan dengan frekuensi 1 kali transaksi sebanyak 1 lot saham dengan harga Rp 31.200.

Lim Kah Hock selaku Direktur Utama PT LCK Global Kedaton Tbk, menyatakan perolehan dana IPO ini, akan digunakan sebesar 97% untuk modal kerja, sedangkan sisanya 3% akan digunakan untuk pembiayaan Research & Development serta pelatihan.

"Perusahaan kami bergerak di bidang jasa penyedia infrastruktur telekomunikasi bagi penyedia menara telekomunikasi atau tower provider di Indonesia. Dengan terialisasinya IPO dan listing ini merupakan langkah besar perusahaan guna mewujudkan visi jangka panjang dan menjadi pemimpin di sektor ini," kata dia di gedung BEI, Selasa (16/1/2018).

Aktivitas pencatatan saham berlangsung normal tak terpengaruh adanya insiden ambruknya selasar lantai 1 tower 2 gedung BEI kemarin.

Perdagangan Bursa Tidak Terpengaruh Selasar Runtuh

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta, kejadian tersebut tentu menimbulkan duka, namun tidak secara langsung mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Yang penting infrastruktur perdagangan bursa masih berjalan secara normal. Buktinya hari ini IHSG masih menguat," tuturnya kepada detikFinance, Selasa (15/1/2018).

Bagi pelaku pasar sentimen seperti kondisi perekonomian baik dalam maupun luar negeri hingga kondisi keuangan emiten jauh lebih diperhatikan. Untungnya pas kejadian kemarin, sentimen global cukup mendukung pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Hal ini disebabkan oleh menguatnya harga komoditas dunia yang dipengaruhi oleh faktor depresiasi mata uang dolar AS. Ketika terjadi sentimen negatif akibat hasil neraca perdagangan per Desember yang defisit, serta tragedi ambruknya selasar pada Tower II Bursa Efek Indonesia, IHSG sempat mengalami koreksi sehat," tuturnya.

Jatuhnya selasar Gedung BEI juga diyakini tidak membuat investor asing risih berinvestasi di pasar modal Indonesia. Sebab pihak BEI memastikan bahwa sistem perdagangan saham tidak terganggu dan masih berjalan normal.

Seperti pada perdagangan kemarin, investor asing masih tercatat melakukan aksi beli. Hingga akhir perdagangan tercatat net buy mencapai Rp 2,33 triliun.

Selain itu Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau Indonesia Eximbank memastikan bahwa proses pelayanan terhadap nasabah masih berjalan. Meskipun Tower II Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menjadi kantor Indonesia Eximbank masih ditutup karena kejadian runtuhnya selasar kemarin.

Corporate Secretary Indonesia Eximbank Dyza R A Rochadi mengumumkan hal tersebut guna menjawab pertanyaan para nasabah terkait pelayanan Indonesia Eximbank.

"Proses pelayanan nasabah dan transaksi operasional tetap beroperasi secara terbatas sesuai dengan waktu normal. Nomor telepon yang dapat dihubungi 087885011244," tuturnya dalam keterangan tertulis, Selasa (16/1/2018).

Ambruknya selasar lantai 1 di tower 2 Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah jadi sorotan. Banyak spekulasi yang berkembang di tengah masyarakat.

Menghindari informasi simpang siur, tim yang terdiri dari Kepolisian, Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya (BPB-DJCK) dan sejumlah elemen lain melakukan kajian di lokasi kejadian.

KESIMPULAN SEMENTARA

Dugaan kegagalan bangunan gedung pada selasar Lobi Gedung BEI, dapat terjadi karena:
a. Sling putus
b. Penjepit sling terlepas
c. Baut tidak kencang
d. Baut patah
e. Penurunan kekuatan sling, baut, atau penjepit akibat korosi
f. Robeknya pertemuan baja dengan beton kolom dan/atau balok

Demikian diketahui dari dokumen laporan yang disampaikan Kapusdatin Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (16/1/2017).

Sebelumnya, masih mengutip laporan yang sama, diketahui perawatan struktur selasar yang ambruk tidak maksimal. Hanya berupa perawatan kebersihan seperti dipel.

Berikut laporan lengkap hasil wawancara dengan pengelola gedung seperti tertuang dalam laporan awal tersebut:

Hasil Wawancara
1. Pengelola:

a. Bangunan tiba-tiba runtuh terdengar suara dentuman yang berasal dari jatuhnya lantai mezanin.

b. Pemeliharaan mezanin hanya berupa ME dan kebersihan, tidak ada pemeliharaan struktur.

c. Mezanin bukan merupakan bangunan tambahan, melainkan sudah termasuk dari awal gambar perencanaan.

Gedung BEI sendiri terdiri dari 2 tower yakni Tower I dan II. Kedua tower itu dibangun oleh kontraktor yang berbeda, salah satunya perusahaan asing yang berasal dari Korea Selatan.

"Iyah salah satunya Korea," kata Direktur Cushman and Wakefield Indonesia Farida Riyadi di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (16/1/2018).

Dari penelusuran detikFinance, perusahaan Korea Selatan yang pernah membangun Gedung BEI yakni SsangYong Engineering and Construction. Sementara satu lagi kontraktornya adalah PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK).

Nusa Konstruksi Enjiniring membangun Tower I Gedung BEI yang rampung pada 1994. Sementara Tower II umurnya lebih muda, dibangun oleh SsangYong pada 1997 dan selesai pada 1998.

Pihak pengelola gedung telah menunjuk konsultan independent untuk memeriksa kondisi gedung secara menyeluruh. Konsultan itu di antaranya Laboratorium Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia, PT Gistama Inti Semesta, PT Arkonin dan PT Rematha Daksa Optima.

Hasilnya kondisi struktur utama gedung dinyatakan masih dalam keadaan baik. Namun pihaknya akan melakukan renovasi terhadap seluruh selasar Gedung BEI yang masuk dalam kategori struktur sekunder.

Cushman & Wakefield Indonesia pun telah melayangkan surat ke SsangYong selaku kontraktor. Surat tersebut masih bersifat pemberitahunan, belum berbentuk permintaan pertanggungjawaban.

"Kita baru informasikan, karena kita masih menunggu hasil pemeriksaan Puslabfor. Sudah kita sampaikan, belum ada jawaban," kata Farida.

Cushman & Wakefield Indonesia pengelola Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan Tower II mulai, Rabu (17/1/2018), akan beroperasi secara normal. Pembersihan puing-puing sisa reruntuhan selasar dikebut malam ini.

Direktur Cushman and Wakefield Indonesia Farida Riyadi mengumumkan bahwa pemeriksaan olah TKP telah selesai. Oleh karena itu dia memastikan besok para tenant sudah bisa kembali menempati ruangan kantornya.

"Kami sampaikan bahwa efektif hari ini, bahwa Tower I dan Gedung BEI sudah berjalan normal seperti biasa dan kita sedang mengusahakan untuk Tower II besok pagi kita usahakan untuk berjalan normal," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (16/1/2017).

Pihak pengelola gedung saat ini tengah melakukan pembongkaran puing-puing. Meski proses pembersihan TKP belum selesai, besok Tower II tetap bisa digunakan.

Pengelola gedung juga sudah menunjuk konsultan independent untuk memeriksa kondisi gedung secara keseluruhan. Konsultan itu di antaranya Laboratorium Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia, PT Gistama Inti Semesta, PT Arkonin dan PT Rematha Daksa Optima.

Hasilnya kondisi struktur utama gedung masih dalam keadaan baik. Namun pihaknya akan melakukan renovasi terhadap seluruh selasar Gedung BEI yang masuk dalam kategori struktur sekunder.

Hide Ads