Utang Belum Cair, Pembangunan Kereta Cepat JKT-BDG Baru 10%

Utang Belum Cair, Pembangunan Kereta Cepat JKT-BDG Baru 10%

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Rabu, 21 Feb 2018 07:44 WIB
Utang Belum Cair, Pembangunan Kereta Cepat JKT-BDG Baru 10%
Foto: Luhut Pandjaitan ucapkan selamat Tahun Baru Imlek (Istimewa)

Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan menegaskan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bakal tetap berjalan seperti yang direncanakan. Meski masih akan terus rapat dengan intens mengenai model bisnis yang akan diterapkan untuk pengoperasiannya nanti, namun Luhut memastikan proyek ini bakal tetap dilanjutkan.

"Kereta cepat tadi kita lagi bicara, buka angka-angkanya supaya kita tahu di mana kelemahannya kita perbaiki. Tapi kita tidak bicara jalan atau tidak jalan. Proyeknya akan tetap jalan, itu saja supaya penting, itu satu," kata Luhut.

Luhut mengatakan, selanjutnya pihak terkait akan kembali rapat membahas kelanjutan mega proyek ini, khususnya mengenai pembebasan lahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita lihat, berapa asumsi yang dibuat mengenai tanah, harga tanah, sewa tanah, waktunya dan sebagainya," ujarnya.

Komisaris Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Sahala Lumban Gaol sendiri mengatakan, biaya pembebasan lahan sudah dikalkulasi oleh KCIC.

"Kebetulan harga tanah itu sudah masuk ke dalam feasibilitas study awal. Jadi sudah diprediksi mereka tahu banget Indonesia mengerti, paham mereka. Jadi itu kira kira masih tercover," ujarnya.

Pembebasan lahan kata dia tidak bisa dilakukan sejak awal walaupun dulu trasenya hingga izin pembangunan dari daerah sudah keluar. Namun dia bilang masih ada aturan-aturan lain yang harus diikuti.

"Setelah itu masih ada proses-proses sosialisasi ke masyarakat, kemudian dicek lagi, siapa pemilik tanah, setelah ada daftar nominasi (pemilik tanah), baru dinilai KJPP. Habis dinilai, baru dilakukan musyawarah ke masyarakat. Dan ditentukan harganya menurut ini-ini. Di situ prosesnya ini sekarang. Target kita selesai sih menurut Ibu Dirjen ATR, itu April," ungkapnya.

Untuk itu, Sahala menganggap semua proses yang dijalani saat ini masih wajar. Bahkan menurut dia proses ini termasuk cepat jika diukur sesuai permasalahannya dibandingkan ke negara lainnya.

"Saya bilang proses ini enggak berlarut-larut juga ya. Kalau dibilang orang, project ini cepat loh. Kalau pihak China mengatakan ini cepat, karena melihat di negara-negara lain bagaimana mereka hadapi. Jadi kalau dibilang berlarut-larut, itu tidak. Jadi kita menjalani sesuai proses yang ada kondisinya, kita jalanin semuanya akan kita jalanin," pungkasnya.

Hide Ads