Jakarta -
Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung kembali menuai kritik. Setelah disindir sebagai kecebong alias kereta cepat bohong-bohongan, proyek itu kini disindir melalui komik yang dibuat oleh Onan Hiroshi.
Hiroshi menggambar komik sindiran itu dalam 2 halaman. Diceritakan bagaimana awal dari rencana pembangunan kereta cepat tersebut dibangun oleh Jepang. Pihak Jepang sudah melakukan studi terkait rencana pembangunan mega proyek tersebut.
[Gambas:Video 20detik]
Hasil studi Jepang kemudian diserahkan ke Indonesia. Akan tetapi, data tersebut justru diberikan kepada China yang kemudian diberikan wewenang membangun proyek kereta cepat yang menghubungkan Jakarta-Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam komik tersebut juga digambarkan bahwa pihak China dipilih karena menawarkan proyek dengan nilai yang jauh lebih murah dibandingkan Jepang.
Namun, dua tahun berselang mega proyek ini tak kunjung menunjukan perkembangan yang berarti. Hiroshi menggambarkan Jokowi merayu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk membantu kelangsungan proyek tersebut lagi.
Akan tetapi, pihak Jepang pun tidak terima dengan permintaan tersebut. Sebab, pemerintah Indonesia sudah terlanjur memilih China sebagai kontraktor proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Digambarkan pula masyarakat Jepang yang kesal sambil melemparkan batu ke arah Jokowi
Potongan komik itu pun ramai diperbincangkan warganet khususnya dari Indonesia. Tak sedikit dari mereka yang merasa jengkel dengan karya Hiroshi. Berikut berita selengkapnya:
Dalam komiknya yang terdiri dari 2 halaman itu, Hiroshi menyindir bahwa awalnya Jepang yang melakukan kajian, namun pemerintah malah memilih China lantaran biayanya yang lebih murah. Sebenarnya apa alasan pemerintah memilih China?
Berdasarkan berita yang pernah dipublikasikan detikFinance, pemerintah pemerintah memilih China lantaran mau menjalankan proyek tanpa ada penjaminan dari pemerintah. Sehingga tidak mengganggu Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Kalau yang skema Jepang itu investornya pemerintah, jadi kita harus menaruh uang yang berasal dari APBN," kata Menteri BUMN Rini Soemarno di acara Sosialisasi dan Dialog Publik Pembangunan Kereta Cepat di Grand Hotel Panghegar, Jalan Merdeka, Bandung, 19 Februari 2016.
Menurut Rini, APBN tak bisa dibebani lagi untuk membangun Kereta Cepat Jakarta Bandung sepanjang 142 km itu. Sebab dana APBN telah difokuskan untuk membangun infrastruktur di luar pulau jawa.
Dengan skema yang ditawarkan China, seluruh pendanaan bersifat komersil dari investor. Pemerintah tidak memberikan jaminan untuk proyek ini. China juga bersedia untuk menggarapnya dengan skema B to B.
Proyek ini pun akhirnya digarap oleh PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) yang merupakan konsorsium BUMN Indonesia dan Konsorsium China Railways dengan skema business to business.
KCIC sebagai badan usaha perkeretaapian yang menjadi pengusaha proyek ini 60% sahamnya dimiliki oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan 40% sisanya dikuasai China Railway International (CRI). PSBI merupakan konsorsium 4 BUMN yakni PT Kereta Api Indonesia, PT Wijaya Karya Tbk, PT Jasa Marga Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII.
Akhirnya pada 21 Januari 2016 proyek ini dimulai dengan dilakukan groundbreaking oleh Jokowi di Perkebunan Mandalawangi Maswati, Cikalong Wetan, Bandung Barat, Jawa Barat.
Sejak dilakukan groundbreaking, pekerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung masih terkendala masalah pembebasan lahan yang tak kunjung rampung sehingga pendanaan yang berasal dari China juga tak kunjung terealisasi.
Masih molor, nilai proyek yang sempat disebut bohongan tersebut juga membengkak yang saat ini menjadi US$ 6,071 miliar atau sekitar Rp 81,96 triliun (kurs US$ 1 = Rp 13.500). Sebelumnya, nilai proyek ini dihitung sebesar US$ 5,988 miliar.
Namun Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyebutkan pencairan pinjaman proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung akan cair pada Maret 2018.
Proses pencairan, kata Rini, masih dalam tahap finalisasi beberapa dokumen yang menjadi syarat untuk diajukan kepada China Development Bank (CDB).
Dia menuturkan proses pencairan tahap pertama itu sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,75 triliun (kurs: Rp 13.500 per dolar). Pencairan US$ 500 juta berasal dari total komitmen pinjaman dari CDB yang sebesar US$ 5,9 miliar.
Akibat konik itu bukan hanya masyarakat Indonesia yang marah, Kementerian BUMN yang mengontrol proyek tersebut juga ikut terkejut. Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan (KSPP) Kementerian BUMN Ahmad Bambang mengungkapkan kekesalannya atas komik tersebut.
"Saya enggak tahu sama sekali. Tapi sebagai sebuah bangsa, saya merasa diremehkan," tuturnya kepada detikFinance.
Menurut pria yang akrab disapa Abe itu, jika sindiran itu terjadi pada era tahun 80-90an maka dampaknya akan lebih besar. Bahkan bisa menimbulkan dampak amarah yang besar bagi masyarakat dia mencontohkan seperti kerusuhan saat peristiwa Malapetaka 15 Januari 1974 (Malari).
"Kalau ini terjadi era 80-90an, bisa gawat. Ya itu, orang-orang dulu kan militan. Dilecehkan pasti marah, nasionalisme muncul dan peristiwa seperti Malari akan terulang," imbuhnya.
Setelah menuai kontroversi, Onan Hiroshi akhirnya meminta maaf. Permintaan naafnya diunggah lewat akun Twitternya @hiroshionan.
Dalam Twitt-nya, Onan mengutarakan penyesalannya yang mendalam. Dia mengakui sebelumnya terpancing emosinya, namun setelah itu dia menyesal dan meminta maaf kepada Pemerintah Indonesia, Presiden Joko Widodo dan masyarakat Indonesia.
"Saya minta maaf sebesar-besarnya. Saya panas sebelumnya, tapi sekarang sudah tidak. Pak Jokowi, masyarakat Indonesia dan pemerintag Indonesia, saya benar-benar meminta maaf. Saya malu, saya tarik kembali gambar itu, saya meminta maaf," tutur Onan dalam Twitt-nya yang diunggah pada Minggu malam 25 Februari 2018.
Dalam twitt-nya Onan juga menyertakan sebuah fotonya sambil tertunduk hingga kepalanya menyentuh lantai. Foto yang disinyalir sebagai dirinya itu melengkapi permintaan maafnya.
[Gambas:Video 20detik]
Halaman Selanjutnya
Halaman