Kementerian PUPR Buka-bukaan Soal Jembatan Babat yang Ambrol

Kementerian PUPR Buka-bukaan Soal Jembatan Babat yang Ambrol

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 18 Apr 2018 10:07 WIB
Kementerian PUPR Buka-bukaan Soal Jembatan Babat yang Ambrol
Foto: Eko Sudjarwo
Jakarta - Jembatan Cincin Lama yang menghubungkan Kabupaten Lamongan dan Tuban ambrol. Akibatnya beberapa kendaraan besar dan kendaraan lainnya tersungkur di sungai.

Kejadian ini sontak menarik perhatian publik. Pemerintah pun langsung melakukan evaluasi atas jembatan yang memiliki pondasi tiang pancang beton itu.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meyakini ambruknya jembatan lantaran beban kendaraan yang melintas melebihi daya tahan jembatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Meski begitu, jembatan ini akan segera dilakukan perbaikan. Sehingga bisa dioperasikan kembali dalam waktu dekat.

Berikut cerita lengkap tragedi jatuhnya jembatan tersebut yang dirangkum detikFinance.
Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR sendiri telah mengirim tim ke lapangan untuk pemeriksaan. Untuk hasil pemeriksaan sementara, diindikasikan penyebabnya karena kelebihan beban dari kendaraan yang melintas.

Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto menjelaskan, saat kejadian tengah melintas tiga truk, dua diantaranya bermuatan pasir dengan masing-masing berat 40 ton dan satu lainnya bermuatan limbah smelter dengan perkiraan berat yang sama.

"Jadi kami perkirakan beratnya 120 ton total. Besok akan dikonfirmasi secara independen," tuturnya.

Sementara Jembatan Cincin Lama dirancang untuk menahan beban berat 45 ton dengan rasio toleransi keamanaan 1,5 kali. Itu artinya jembatan tersebut maksimum menampung beban hingga 70 ton.

Meski begitu penjelasan itu bersifat dugaan sementara. Besok tim independen juga akan ke lokasi untuk melakukan evualasi.

"Kami minta dari ITS untuk turun evaluasi juga seperti apa. Tapi kalau secara kasat mata melihat ada truk yang jatuh kemungkinan besar kelebihan beban," tegasnya.

Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan Zarkasi menerangkan jembatan tersebut dibangun saat masa orde baru dalam program Pelita (pembangunan 5 tahun). Saat itu pemerintah mengimpor langsung bahan jembatan dari Inggris

"Jembatan ini dimpor sari UK tahun 70an selesai sebelum 80an," terangnya.

Jika hitung maka umur dari jembatan tersebut sekitar 40 tahunan. Iwan mengatakan, biasanya jembatan jenis tersebut memiliki batas umur pelayanan swkitar 50 tahun, namun bisa melebihi batas jika dirawat dengan baik.

"Secara teoritis 50 tahun tapi bukan berarti 50 tahun mati. Istilahnya angka harapan hidup orang Indonesia 70 tahun bukan berarti lebih dari itu mati. Jadi dengan cara dirawat bisa lebih dari 100 tahun kalau pemeliharaannya bagus," imbuhnya.

Iwan mengaku proses renovasi Jembatan Cincin Lama secara rutin dilakukan sesuai dengan kondisi jembatannya. Proses perbaikan terakhir kali dilakukan pada tahun lalu.

Tercatat, saat ini ada sekitar 40 jembatan di pulau Jawa yang memiliki tipe dan umur yang sama dengan Jembatan Cincin Lama.

"Di luar Jawa juga ada, tapi paling banyak di Jawa," tambahnya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meminta pihak kepolisian melakukan pemeriksaan atas insiden ambruknya Jembatan Cincin Lama yang menghubungkan Lamongan dan Tuban.

Dirjen Bina Marga Arie Setyadi Moerwanto juga meminta pihak Kepolisian agar melakukan penegakan hukum atas perusahaan pemilik truk jika memang terbukti penyebabnya kelebihan beban. Bahkan dia meminta agar perusahaan tersebut melakukan ganti rugi.

"Kami sangat mendukung kepolisian mekakukan pengakan hukum. Kalau ketahuan bisa menghukum perusahan pemilik truk agar melakukan ganti rugi perbaikan jembatan," terangnya.

Pihaknya secara tegas melarang penggunaan jembatan yang melebihi kapasitas beban. Oleh karena itu penegakan aturan batas beban kendaraan yang melalui akan diperketat.

"Ini satu pelajaran yang mahal dan pil yang sangat pahit. Kebetulan bapak Menteri Perhubunhan dan Menteri PUPR sudah diskusi intens untuk memprofesionalkan jembatan timbang yang ada. Karena kelebihan beban ini kerugiannya banyak, pertama kerusakan jalan, sedangkan kalau di jembatan sangat fatal seperti ini," tegasnya.

Untuk itu pemerintah akan menggandeng badan survei atau pemeriksaan, pengawasan dan pengkajian baik dari swasta maupun BUMN untuk masuk dalam jembatan timbang. Hal itu diharapkan agar pengelolaan jembatan timbang semakin profesional.

"Supaya nggak ada yang lolos atau pungli di sana. ini akan dikerjasamakan dengan profesional. Karena kejadian seperti ini kan harus mengeluarkan biaya ekstra perbaikannya terlebih lagi ada korban meninggal," tambahnya.

Meski begitu, Arie mengatakan bahwa jembatan timbang merupakam wewenang dari Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Namun, dia juga mengusulkan agar kendaran besar yang membawa beban melebihi batas tidak didenda tapi diturunkan barang bawaannya sampai batas ketentuan.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, proses perbaikan akan segera dilakukan jika proses evaluasi sudah selesai dilakukan. Jika pondasi dan pilar-pilar tidak rusak maka perbaikan akan lebih mudah dilakukan.

"Akan dicek mudah-mudahan pilarnya tidak rusak, pondasinya juga tidak rusak. Kalau benar seperti itu langsung kita kirim (bentang jembatan) supaya cepat recovery," katanya.

Jika pondasi dan pilar dalam keadaan baik, Arie yakin jembatan tersebut akan bisa dilalui kembali sebelum Lebaran. Namun jika pondasi dan pilar rusak proses perbaikan akan lebih lama.

Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Iwan Zarkasi menambahkan, perkiraan dana untuk perbaikan jembatan mencapai Rp 17 miliar. Hal itu dengan asumsi hanya perbaikan bentang jembatan.

"Kalau pilar pondasinya rusak ya agak susah. Memang kalau jembatan ambruk biasanya pondasi, tapi kalau ambruk karena bangunan atas kita bisa indikasikan, terlihat banyak truk di situ. Di Indonesia 80% jembatan ambruk karena pondasi tergerus air. Tapi kalau seperti ini ya karena potensial masalah beban," terangnya.

Hide Ads