Kedatangan Rini ke lokasi itu untuk melihat perkembangan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut. Apalagi, utang dari China sudah cair jadi pembangunan semakin lancar.
Ada beberapa poin dari hasil kunjungan Rini. Di antaranya, terkait dengan pembebasan lahan yang ditargetkan selesai bulan ini dan operasi kereta cepat pada Maret 2021. Berikut berita selengkapnya:
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, dari 13 terowongan terdapat satu terowongan terpanjang yakni mencapai 4,4 km.
"13 terowongan jadi memang banyak. Total dari 13 terowongan 16 km. Ada salah satu terowongan terpanjang yaitu terowongan 6 itu panjangnya 4,4 km," kata dia saat meninjau proyek kereta cepat, di Jakarta, Rabu (2/5/2018).
Lebih lanjut, Rini mengatakan pembangunan terowongan paling kritis di antaranya ialah yang berada di Halim dan Walini. Untuk di Halim, dia menuturkan, pembangunan terowongan akan memakan waktu 27 bulan.
"Ini memang yang waktu itu kita bicarakan bahwa titik-titik yang paling utama yang paling sulit adalah seperti di sini ini, di depan, mulai pembangunan terowongan di Halim dan ada di Walini dengan demikian ini terowongan yang di sini kira-kira 27 bulan," jelas dia.
Rini mengatakan, untuk pembangunan terowongan keseluruhan akan memakan waktu 36 bulan. Dia bilang, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan rampung di akhir 2020.
"Untuk konstruksi terowongan sini yang lainnya akan lebih cepat. Di sini pada dasarnya terowongan itu 27 bulan dan selesainya antara semua selesai mungkin antara 32-36 bulan," tutupnya.
Pembebasan lahan untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan rampung pada 7 Mei 2018. Pembebasan lahan ini sedikit molor dari jadwal yang ditargetkan akhir April 2018.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, terdapat 22 titik kritis dalam proyek pembangunan sepanjang 142,3 km tersebut.
"Untuk lahannya kita harapkan, kan paling utama 22 titik ini 7 Mei selesai semua. Insya Allah. Sedikit terlambat jadi kita harapkan akhir bulan April selesai. Tapi ternyata butuh kira-kira 1 minggu lagi untuk menyelesaikan 22 titik," kata dia.
Dia mengatakan, dari 22 titik, sebanyak 14 titik sudah dimulai proses konstruksinya. Sisanya, terang Rini, akan dilanjutkan setelah proses pembebasan lahan selesai.
"14 titik sudah mulai konstruksi dari 8 titik lagi kita harapkan setelah tanggal 7 sudah mulai konstruksi. Jadi 22 titik itu kita harapkan setelah tanggal 7 sudah mulai semua," ungkapnya.
Sementara, berdasarkan lembar fakta (fact sheet) dari PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) proses pembebasan lahan sudah mencapai 64,2%.
Pembebasan lahan untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan rampung pada 7 Mei 2018. Pembebasan lahan ini sedikit molor dari jadwal yang ditargetkan akhir April 2018.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, terdapat 22 titik kritis dalam proyek pembangunan sepanjang 142,3 km tersebut.
"Untuk lahannya kita harapkan, kan paling utama 22 titik ini 7 Mei selesai semua. Insya Allah. Sedikit terlambat jadi kita harapkan akhir bulan April selesai. Tapi ternyata butuh kira-kira 1 minggu lagi untuk menyelesaikan 22 titik," kata dia.
Dia mengatakan, dari 22 titik, sebanyak 14 titik sudah dimulai proses konstruksinya. Sisanya, terang Rini, akan dilanjutkan setelah proses pembebasan lahan selesai.
"14 titik sudah mulai konstruksi dari 8 titik lagi kita harapkan setelah tanggal 7 sudah mulai konstruksi. Jadi 22 titik itu kita harapkan setelah tanggal 7 sudah mulai semua," ungkapnya.
Sementara, berdasarkan lembar fakta (fact sheet) dari PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) proses pembebasan lahan sudah mencapai 64,2%.
Pencairan utang untuk pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung akan dilakukan secara bertahap. Dalam 3 bulan mendatang, utang yang dicairkan akan mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 13,5 triliun (asumsi kurs US$ 1= Rp 13.500).
Demikian disampaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno saat meninjau proyek kereta cepat, di Jakarta, Rabu (2/5/2018).
"Pada dasarnya ini akan terus kita tarik ya. Memang targetnya 2-3 bulan ini kita akan menarik US$ 1 miliar. Tapi bertahap supaya kita jangan belum apa-apa sudah bayar bunga," ujar dia.
Rini menjelaskan, untuk kereta cepat sendiri sudah mendapat pinjaman dari China Development Bank (CDB) dengan nilai US$ 170 juta atau setara dengan Rp 2,8 triliun. Dia mengatakan, utang tersebut digunakan untuk membayar kontraktor.
"Sudah, pinjaman sudah mulai keluar. Tapi kita memang hati-hati betul kalau pinjaman, kita nggak mau narik kalau nggak butuh. Jadi yang kemarin kita pertama tarik US$ 170 juta. Untuk membayar kontraktor, uang muka kontraktor dari China maupun kontraktor Indonesia," jelasnya.
Untuk diketahui, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki panjang 142,3 km. Kereta cepat ini memiliki 4 stasiun yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar Bandung.
Proyek ini dikembangkan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) di mana kepemilikan sahamnya ialah 60% PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan 40% Beijing Yawan HSR Co.Ltd.
Pencairan utang untuk pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung akan dilakukan secara bertahap. Dalam 3 bulan mendatang, utang yang dicairkan akan mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 13,5 triliun (asumsi kurs US$ 1= Rp 13.500).
Demikian disampaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno saat meninjau proyek kereta cepat, di Jakarta, Rabu (2/5/2018).
"Pada dasarnya ini akan terus kita tarik ya. Memang targetnya 2-3 bulan ini kita akan menarik US$ 1 miliar. Tapi bertahap supaya kita jangan belum apa-apa sudah bayar bunga," ujar dia.
Rini menjelaskan, untuk kereta cepat sendiri sudah mendapat pinjaman dari China Development Bank (CDB) dengan nilai US$ 170 juta atau setara dengan Rp 2,8 triliun. Dia mengatakan, utang tersebut digunakan untuk membayar kontraktor.
"Sudah, pinjaman sudah mulai keluar. Tapi kita memang hati-hati betul kalau pinjaman, kita nggak mau narik kalau nggak butuh. Jadi yang kemarin kita pertama tarik US$ 170 juta. Untuk membayar kontraktor, uang muka kontraktor dari China maupun kontraktor Indonesia," jelasnya.
Untuk diketahui, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki panjang 142,3 km. Kereta cepat ini memiliki 4 stasiun yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar Bandung.
Proyek ini dikembangkan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) di mana kepemilikan sahamnya ialah 60% PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan 40% Beijing Yawan HSR Co.Ltd.
Pekerja asal China terlihat pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Para pekerja tersebut merupakan tenaga kerja ahli atau terampil.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, pembangunan proyek kereta cepat memang mengandalkan teknologi dari China, sehingga tenaga kerjanya didatangkan dari China. Rini menambahkan, salah satu pekerjaan yang dilakukan pekerja China adalah pembangunan terowongan.
"Jadi teknologi terowongan ini memang mayoritas dilakukan oleh partner kita tapi juga bersama-sama dengan WIKA (PT Wijaya Karya). Jadi kita tentunya dengan pekerja lokal tapi secara teknologi engineer kita masih memakai engineer dari mereka," kata Rini di Jakarta, Rabu (2/5/2018).
Rini mengatakan, pembangunan kereta cepat ini banyak memanfaatkan teknologi dari China. Namun, Indonesia juga berkomitmen untuk mempelajari teknologi tersebut.
"Porsi pekerjaan memang secara teknologi kita masih belajar dari China Railway, tapi kita juga memang sudah komitmen untuk kita belajar dari mereka. Sehingga WIKA sebagai partnernya juga mengirim orang-orangnya ke China ataupun bersama-sama melakukan ini," jelasnya.
Pekerja asal China terlihat pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Para pekerja tersebut merupakan tenaga kerja ahli atau terampil.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, pembangunan proyek kereta cepat memang mengandalkan teknologi dari China, sehingga tenaga kerjanya didatangkan dari China. Rini menambahkan, salah satu pekerjaan yang dilakukan pekerja China adalah pembangunan terowongan.
"Jadi teknologi terowongan ini memang mayoritas dilakukan oleh partner kita tapi juga bersama-sama dengan WIKA (PT Wijaya Karya). Jadi kita tentunya dengan pekerja lokal tapi secara teknologi engineer kita masih memakai engineer dari mereka," kata Rini di Jakarta, Rabu (2/5/2018).
Rini mengatakan, pembangunan kereta cepat ini banyak memanfaatkan teknologi dari China. Namun, Indonesia juga berkomitmen untuk mempelajari teknologi tersebut.
"Porsi pekerjaan memang secara teknologi kita masih belajar dari China Railway, tapi kita juga memang sudah komitmen untuk kita belajar dari mereka. Sehingga WIKA sebagai partnernya juga mengirim orang-orangnya ke China ataupun bersama-sama melakukan ini," jelasnya.
Kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan operasi Maret 2021. Untuk pekerjaan proyek kereta cepat sendiri ditargetkan rampung akhir 2020.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, setelah pekerjaan konstruksi selesai kereta cepat akan diuji coba. Waktu yang diperlukan sekitar 3 bulan.
"(Target operasi?) Maret 2021," kata dia saat mengunjungi proyek kereta cepat di Jakarta, Rabu (2/5/2018).
"Penginnya akhir 2020 mungkin selesainya. Tapi kan harus tetap di-testing, commissioning kan biasanya memakan waktu 3 bulan," sambungnya.
Rini menjelaskan, kondisi tersebut tak jauh beda dengan pembangunan light rail transit (LRT) Palembang. Meski pekerjaan hampir rampung namun perlu dilakukan uji coba.
Menurut Rini, hal itu untuk memastikan keselamatan penumpang betul-betul terjamin.
"Jadi kaya sekarang saja, kita LRT Palembang itu kan keretanya sudah ada, jadi testing tuh sampai nanti bulan Agustus. Jadi memang testing makan waktu lama antara 3-4 bulan untuk menjaga betul-betul keselamatan terjaga," jelasnya.
Rini bilang, kereta cepat Jakarta-Bandung tak jauh beda dengan yang ada di China. Nantinya, kecepatannya akan mencapai 350 km/jam.
"Dan memang di China sekarang sudah membangun lebih dari 25 ribu km kereta cepat. Dengan kecepatan di Beijing-Shanghai secepat 350 km/jam. Nanti di Jakarta-Bandung akan sama dengan yang di Beijing-Shanghai yaitu 350km/jam," tutup Rini.
Kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan operasi Maret 2021. Untuk pekerjaan proyek kereta cepat sendiri ditargetkan rampung akhir 2020.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, setelah pekerjaan konstruksi selesai kereta cepat akan diuji coba. Waktu yang diperlukan sekitar 3 bulan.
"(Target operasi?) Maret 2021," kata dia saat mengunjungi proyek kereta cepat di Jakarta, Rabu (2/5/2018).
"Penginnya akhir 2020 mungkin selesainya. Tapi kan harus tetap di-testing, commissioning kan biasanya memakan waktu 3 bulan," sambungnya.
Rini menjelaskan, kondisi tersebut tak jauh beda dengan pembangunan light rail transit (LRT) Palembang. Meski pekerjaan hampir rampung namun perlu dilakukan uji coba.
Menurut Rini, hal itu untuk memastikan keselamatan penumpang betul-betul terjamin.
"Jadi kaya sekarang saja, kita LRT Palembang itu kan keretanya sudah ada, jadi testing tuh sampai nanti bulan Agustus. Jadi memang testing makan waktu lama antara 3-4 bulan untuk menjaga betul-betul keselamatan terjaga," jelasnya.
Rini bilang, kereta cepat Jakarta-Bandung tak jauh beda dengan yang ada di China. Nantinya, kecepatannya akan mencapai 350 km/jam.
"Dan memang di China sekarang sudah membangun lebih dari 25 ribu km kereta cepat. Dengan kecepatan di Beijing-Shanghai secepat 350 km/jam. Nanti di Jakarta-Bandung akan sama dengan yang di Beijing-Shanghai yaitu 350km/jam," tutup Rini.