Jakarta -
Jadwal pengoperasian Pelabuhan Patimban tahap I mundur. Sedianya, pelabuhan ini akan beroperasi Juni 2020, namun Sekjen Kementerian Perhubungan Djoko Sasono mengatakan bahwa soft launching baru akan dilakukan pada September 2020.
"Bulan September 2020 akan dibuat soft launching. Juni masih diharapkan bisa selesai, September launching," ungkap Djoko di Ruang Sriwijaya, Kantor Kemenhub, Kamis (13/2/2020).
Di kesempatan yang sama, Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Agus Purnomo mengatakan bahwa memang awalnya target operasi pada Juni. Namun karena beberapa kendala, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta diundur jadi September.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya, dulu sekali memang Juni. Tapi kan berbagai kendala dan ada masalah, akhirnya Pak Menteri minta siapkan September aja," ujar Agus.
Dia menjelaskan bahwa hambatan terbesarnya karena back up area alias daratan pelabuhan di atas laut belum siap. Pasalnya, gelombang laut di sekitar Patimban sering tinggi sehingga membuat sulit pembangunan.
"Hambatan misalnya belum siap di back up area, beberapa tempat konstruksi belum siap di laut. Kan ada masa gelombang tinggi sehingga pekerjaannya sempat sulit dibangun," jelas Agus.
Agus mengatakan terminal kendaraan akan jadi fasilitas pertama yang akan dioperasikan. Nantinya bisa menampung 225 ribu mobil per tahun
"September car terminal. Kapasitas 225 ribu mobil per tahun," ungkap Agus.
Lantas, sudah sejauh mana pembangunan pelabuhan yang masuk menjadi proyek strategis nasional ini?
Agus memaparkan kini Pelabuhan Patimban masih memasuki tahap satu. Di tahap ini pemerintah akan membangun terminal peti kemas dan kendaraan, yang terdiri dari empat fase, di mana tahap satu sendiri ditargetkan selesai pada 2027.
Agus memaparkan fase I yang dibangun sejak 27 Juli 2018 membangun terminal kendaraan dan peti kemas. Fase ini telah mencapai 58,37% per akhir Januari.
"Dapat kami laporkan pula bahwa progres pembangunan kontruksi terminal kendaraan dan peti kemas sejak tanggal kontrak 27 Juli 2018 telah mencapai 58,37% per tanggal 26 Januari 2020," papar Agus.
Kemudian, fase II membangun kelengkapan pelabuhan mulai dari breakwater, seawall dan revetment. Agus menyebut proyek ini telah berjalan sejak 11 Februari dan mencapai 25% pada awal Februari.
"Pembangunan Breakwater, Seawall dan Revetment sejak tanggal kontrak 30 November 2018 telah mencapai 25% per tanggal 11 Februari 2020," kata Agus.
Fase III sendiri merupakan proyek pembangunan jembatan penghubung sepanjang 1 kilometer yang menjadi akses utama penghubung badan pelabuhan dengan jalan akses dan back up area.
"Sedangkan untuk pembangunan jembatan penghubung sepanjang 1 kilometer akan menjadi akses utama yang menghubungkan kawasan terminal kendaraan dan peti kemas dengan jalan akses," ujar Agung.
Untuk fase IV sendiri merupakan pembangunan jalan akses yang dikerjasamakan dengan Kementerian PUPR. Dia menyebutkan jalan akses ini bisa selesai pada bulan Juni. Totalnya hingga kini sudah 65% perkembangannya.
"Totalnya itu 65% kira-kira diperkirakan Mei-Juni. Pokoknya, sebelum September jalan akses ini sudah selesai," papar Agung.
Proyek fase III sendiri baru saja akan dikebut, hal ini sejalan dengan penandatanganan kontrak kerja yang dilakukan Kemenhub dengan PT Wjaya Karya-PT PP sebagai kontraktor.
Proyek ini menurut Agus, akan menghabiskan biaya hingga Rp 524 miliar. Dia mengatakan dalam kontrak ini WIKA-PP akan diberi waktu selama 630 hari alias satu tahun tiga bulan untuk melakukan pembangunan jembatan penghubung.
"Nilai paket ini sebesar Rp 524 miliar oleh WIKA-PP joint operation. Kontraknya 630 hari, yang penting harapannya bulan Juni sudah bisa berfungsi. Setidaknya, Juli lah sudah bisa dilewati untuk car terminal," kata Agus.
"Ruang lingkup kerja meliputi pembersihan lahan, pembongkaran, penggalian struktur, pengaspalan, struktur beton, pekerjaan pendukung, utilitas, hingga instalasi pipa air suplai," ujarnya.
Pendanaannya, menurut Agus didapatkan dari pinjaman oleh pihak Jepang. Tepatnya melalui skema Official Development Assistance (ODA Loan) Japan International Cooperation Agency (JICA).
"Pelabuhan Patimban merupakan salah satu proyek strategis nasional pelabuhan baru yang dibangun di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Dilaksanakan melalui pendanaan dari ODA Loan Pemerintah Jepang," jelas Agus.
Menurut Agus total anggaran yang digunakan untuk membangun tahap satu dari Pelabuhan Patimban sebesar Rp 9,5 triliun. Fase I Rp 6 triliun, fase II Rp 1,8 triliun, fase III Rp 524 miliar, dan fase IV Rp 1,2 triliun.
"Kalau paket satu itu sekitar Rp 6 triliun, paket dua sekitar Rp 1,8 triliun, yang keempat Rp 1,2 triliun. Tambah lagi sama yang ini Rp 524 miliar," sebut Agus.