Sejumlah warga di Sleman, Yogyakarta mendadak kaya-raya karena mendapat uang ganti rugi pembebasan lahan proyek Tol Yogyakarta-Sleman. Beberapa warga kemudian menyandang gelar miliarder karena mendapat ganti rugi miliaran rupiah.
Wacana pembangunan Tol Yogyakarta-Bawen sudah ada dari beberapa tahun lalu. detikcom mencatat, wacana pembangunan tol ini sudah ada di awal tahun 2017.
Kala itu, pemerintah menyatakan akan membangun sejumlah infrastruktur pendukung dan meningkatkan konektivitas di kawasan wisata Borobudur. Salah satu yang akan dibangun ialah Tol Yogyakarta-Bawen.
Studi kelayakan pun disusun. Saat itu, proyek ini direncanakan mulai konstruksi pada tahun 2018.
"Pembangunan jalan tol jangan sampai melemahkan ekonomi lokal. Untuk itu harus dikaji betul dampaknya, termasuk dampak lingkungannya," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, 29 Januari 2017.
Proyek ini pun kemudian masuk dalam prioritas pemerintah. Proyek ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2017.
Namun, pembangunan tol ini tak lepas dari polemik. Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X sempat mengusulkan agar rencana tol itu diubah menjadi jalan layang. Menurutnya, tak masalah jika Yogyakarta tidak dilalui tol, lebih baik dibangun Outer Ring Road (Jalan Lingkar Luar) Yogyakarta.
"Kami mengajukan permohonan untuk Outer Ring Road," kata Sultan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (10/10/2017).
Sultan menjelaskan, rencana pembangunan tol melintasi DIY sudah ada sejak 10 hingga 15 tahun yang lalu, Tol Yogyakarta-Solo misalnya. Namun karena banyak situs-situs cagar budaya di sekitar rencana trase tol itu, misalnya yang paling mencolok mata adalah Candi Prambanan, maka itu menjadi tidak mungkin.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipandangnya juga tak bakal mengizinkan proyek itu. Maka itu, perlu dicari sebuah solusi alternatif.
"Kami mohon, apa tidak bisa elevated (melayang)? Jadi di atas Ring Road yang sekarang ada itu dikasih tiang pancang lagi sehingga berupa jembatan di atasnya. Nah, prinsip itu diterima," tuturnya.
Rencana Tol Bawen-Yogyakarta pun muncul. Kementerian PUPR menyepakati tol ini masuk ke DIY dari Muntilan Magelang Jawa Tengah. Namun dari Muntilan ke Bawen, dikatakannya rute belum dipastikan. Terlebih lagi, ada risiko di kawasan Magelang.
Risiko itu adalah letusan Gunung Merapi. Di perbatasan Magelang-DIY itu terdapat Jembatan Krasak, di mana kawasan di situ adalah jalan aliran lahar bila Merapi erupsi. Menurut Sultan, ini berbahaya bila dibangun jalan tol di situ.
"Jalan sekarang yang ada saja itu kalau Merapi muntah itu jalan itu dilewati (lahar) semua. Lha kalau membangunnya makin ke timur dan lewat Jembatan Krasak baru, ya risikonya jadi malah gede," tuturnya.
"Makanya sampai sekarang Pemerintah Pusat belum bisa menentukan rute yang dari Bawen ke Yogya ini lewat mana," tutur Sultan kala itu.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
(acd/ara)