Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mengalami pembengkakan. Saat ini, jumlah kelebihan biaya itu sedang dalam perhitungan.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, Ade Wahyu mengatakan pembengkakan pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung diperkirakan US$ 1,7-2,1 miliar. Angka tersebut sekitar Rp 24,14-29,82 triliun (kurs Rp 14.200).
"Berapa sih terjadinya biaya total dari KCIC. Saat ini masih dalam perhitungan tapi mungkin banyak di berita bahwa saat ini kisarannya cost overrun-nya mungkin kisaran US$ 1,7 sampai US$ 2,1 miliar," katanya dalam Public Expose Live 2021, Rabu (8/9/2021).
Patut diketahui, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dibangun oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Perusahaan ini merupakan konsorsium BUMN melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan perusahaan China, Beijing Yawan. WIKA merupakan bagian dari konsorsium PSBI.
Sebelumnya, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAI Salusra Wijaya mengatakan, proyek ini telah membengkak sampai US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 26,9 triliun.
Dia menjelaskan awalnya biaya proyek mencapai US$ 6,07 miliar atau sekitar Rp 85 triliun. Kemudian, di tengah jalan ada kemungkinan biayanya membengkak setelah ada tinjauan dari konsultan yang dilakukan KCIC.
Indikasi membengkaknya biaya proyek diketahui pada September 2020, saat itu perkembangan proyek mengalami keterlambatan dan juga kendala pembebasan lahan. Maka dari itu pemerintah meminta KCIC untuk melakukan peninjauan ulang.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Lihat Video: Penampakan Pembangunan Jembatan Tertinggi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
(acd/ara)