Jakarta -
Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat mati suri. Kini bandara yang telah memulai pelayanan penerbangan sejak 2018 itu sama sekali tak melayani penumpang.
Kondisi mati suri ini benar-benar membuat bandara kebanggaan Jawa Barat ini menjadi bak kota mati. Seperti apa sih rupanya?
detikcom berkesempatan untuk mengunjungi bandara ini pada Jumat pekan lalu. Dari pantauan saat itu, nampak bandara memang benar-benar sepi, tak ada kegiatan yang berarti dilakukan di dalam bandara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak banyak orang lalu lalang, hanya petugas kebersihan yang terlihat mondar-mandir melakukan tugasnya. Itu pun jumlahnya bisa dihitung jari. Sesekali ada beberapa pegawai BIJB yang hilir mudik, kebanyakan mereka hanya berkegiatan di kantornya yang terletak di lantai dua bandara.
"Kalau dibilang sama sekali tidak beroperasi, mati suri, sebetulnya memang dialami. Tapi, bandara ini tetap operasi, hanya jam operasionalnya saja dikurangi, yang biasanya sampai jam 6 itu normal sampai 8 malam. Sekarang bertahap dikurangi sampai jam 6, ke jam 3, sekarang jam 1 siang," ungkap Direktur Utama Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Salahuddin Rafi dalam acara Blak-blakan detikcom.
"Itu hanya operasionalnya. Kalau secara sehari-hari, tetap harus ada petugas ATC, petugas fire rescue, dan security," pungkasnya.
Bahkan sepinya bandara ini sudah bisa terlihat sejak di depan bandara, lahan parkir yang luas kosong melompong. Tak ada sama sekali kendaraan yang parkir. Hanya ada beberapa mobil terlihat berbaris di depan terminal kedatangan alias lantai satu bandara. Itu pun nampaknya merupakan mobil karyawan bukan pengunjung.
Bukan cuma parkirnya saja yang kosong, toko-toko tennant makanan dan sejenisnya juga kosong. Padahal beberapa nama besar mejeng di bandara ini, mulai dari beberapa rantai minimarket, franchise restoran ayam goreng ternama, hingga beberapa penjaja kopi kekinian.
Bahkan, beberapa toko milik tennant supermarket sudah dikosongkan barang-barang dagangannya. Hanya terlihat rak-rak dan kulkas kosong dari luar. Begitu juga di beberapa tenant restoran, hanya tersisa bangku dan kursi kosong tanpa ada kegiatan sama sekali kalau dilihat dari luar. Pintu-pintu toko juga dikunci, beberapa toko menempelkan tulisan 'tutup sementara'. Penampakan bangku-bangku tunggu yang kosong juga sudah jadi hal lumrah di bandara ini.
Uniknya, masih ada satu toko yang buka saat toko lain tutup, toko ini satu-satunya yang masih buka di seluruh area bandara. Namanya Dum, berada di ujung lantai satu bandara. Toko ini menyediakan makanan dan minuman ringan.
"Ya saya sih masih buka buat layanin yang mau main ke sini aja, kadang pegawai juga jajan. Saya juga cuma sediakan makanan ringan dan minuman saja, mentok-mentok es krim. Nggak sediakan yang berat-berat," ungkap pemilik toko tersebut kala ditemui detikcom.
Bagaimana situasi di sudut lain bandara itu? Lihat di halaman selanjutnya.
Saksikan juga: Blak-blakan Salahudin Rafi, Kertajati Bandara Dahsyat
[Gambas:Video 20detik]
Beralih ke terminal keberangkatan yang berada di lantai 3 bandara, hal yang paling pertama terasa adalah panas dan gerah. Bagaimana tidak, kini pendingin ruangan alias AC di tempat itu telah dimatikan pihak bandara demi menghemat biaya operasional. Meskipun tempatnya luas hawa-hawa gerah bisa sangat terasa di tempat ini, apalagi saat cuaca sedang terik-teriknya.
Penampakan kota mati kembali terlihat jelas di terminal keberangkatan, semua fasilitas yang biasanya ramai digunakan penumpang kini berhenti operasi. Sederet counter pengecekan tiket juga kosong melompong. Alat scan barang yang biasa digunakan juga tidak ada yang mengoperasikan.
Ada juga beberapa mesin vending machine check in mandiri yang juga nampak mati. Kemudian alat penimbang bagasi penumpang juga tidak dioperasikan.
Normalnya di terminal ini juga ramai dengan toko-toko tennant yang menawarkan berbagai barang, mulai minimarket hingga makanan ringan. Namun semua itu tutup tak ada yang dibuka.
Kemudian, di terminal kedatangan yang ada di lantai satu juga tampak kosong melompong. Situasinya gelap, tak banyak lampu dinyalakan, pendingin ruangan juga tidak dihidupkan. Sama seperti tempat lain di bandara ini, kondisinya sepi hanya ada petugas kebersihan yang lalu lalang.
Di lantai paling bawah ini terdapat juga beberapa kantor cabang bank, namun semuanya tutup tidak buka sama sekali. Hanya ada beberapa mesin ATM yang nampaknya masih berfungsi. Ada dua kantor cabang bank pelat merah, satu kantor cabang bank daerah, dan satu gerai money changer milik bank pelat merah.
Bicara fasilitas-fasilitas bandara nampaknya semua masih terawat dari pantauan detikcom. Hanya saja memang tidak beroperasi saja.
Yang tak kalah unik, menjelang sore bandara ini ternyata ramai dikunjungi warga sekitar alias menjadi tempat wisata. Selepas adzan Ashar, satu per satu masyarakat datang. Ada yang foto-foto, ada yang berolahraga, beberapa anak-anak juga nampak berlarian di sekitar area depan bandara.
Salahuddin Rafi mengatakan BIJB sendiri selaku pengelola memang tidak melarang masyarakat mengunjungi bandara. Hal ini menurutnya menjadi salah satu bentuk tanggung jawab sosial.
"Kalau warga malah jadi tempat hiburan nih di sini. Itu ada juga odong-odong. Saya sih juga sengaja memang kepada petugas pengamanan jangan dilarang. Bandara ini milik rakyat, bukan milik BIJB, bukan milik Pemprov," ungkap Rafi.
Lanjut ke halaman berikutnya
Saksikan juga: Blak-blakan Salahudin Rafi, Kertajati Bandara Dahsyat
[Gambas:Video 20detik]
Bandara Kertajati Memang Mati Suri, tapi...
Bandara Internasional Kertajati saat ini memasuki tahapan mati suri. Sejak memulai pelayanannya di tahun 2018, bandara ini masih saja sepi. Sialnya lagi, kali ini situasi diperburuk dengan adanya pandemi.
Direktur Utama PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Salahuddin Rafi pun mengakui hal itu. Dia tak menampik saat ini memang bandara bagaikan tidak beroperasi dan mati suri.
"Kalau dibilang sama sekali tidak beroperasi, mati suri, sebetulnya memang dialami," ungkap Rafi dalam acara Blak-blakan detikcom.
Tapi dia menegaskan, hal itu terjadi bukan karena Bandara Kertajati tidak bisa menarik penumpang. Namun memang belum ada pemulihan tren penerbangan yang terjadi di masa pandemi.
Dia menjelaskan selama pandemi, masih ada juga bandara yang senasib seperti Kertajati. Dia memperkirakan ada 50 bandara yang senasib dengan Bandara Kertajati dari Sabang sampai Merauke.
Bandara Husein Sastranegara pun, yang rencananya bakal digantikan perannya oleh Kertajati juga kondisinya sepi. Tidak banyak penerbangan yang bisa dilakukan, malah dia bilang kemungkinan di sana cuma ada 2 penerbangan selama sebulan.
"Sampai hari ini ada 50 bandara yang nasibnya sama kayak Kertajati, nol, tidak ada penerbangan. Husein Sastranegara saja 30 hari hanya 2 pesawat, dalam satu bulan. Masih ada 15-an bandara lagi yang satu minggu paling satu atau dua pesawat," papar Rafi.
"Memang kebangkitan penumpangnya yang belum normal ke seperti di tahun 2019," tegasnya.
Meski mati suri, dia menegaskan bandara tidak tutup. Semua petugas mulai dari petugas ATC penerbangan, hingga pengamanan AVSEC tetap bekerja. Dia menegaskan semua petugas bandara tetap stand by meskipun tidak ada penerbangan.
Pasalnya, Bandara Kertajati sudah diumumkan sebagai bandara internasional kepada dunia. Maka dari itu bandara ini berpotensi menjadi alternate aerodrome alias bandara alternatif.
Pesawat siapapun dan dari mana pun bisa menggunakan Bandara Kertajati untuk pendaratan darurat bila ada kejadian yang tidak diinginkan. Maka dari itu, petugas bandara harus siap, khususnya di bagian ATC.
"Semua bandara yang ada di negara itu yang sudah di-declare ke seluruh dunia, kayak Kertajati ini kan KJT kodenya, ini bisa jadi alternate aerodrome, bandara alternatif. Kalau cuaca buruk, atau gangguan, dia mayday ke sini. Kalau ATC nggak ada, nyawa hilang," jelas Rafi.
Rafi juga menjelaskan Bandara Kertajati tidak bisa asal saja ditutup tiba-tiba secara total. Belum lagi kalau bandara ditutup total, untuk membukanya lagi akan melalui proses sangat panjang.
"Kalau diberhentikan sama sekali kita harus NOTAM, Kementerian Perhubungan bakal keluarkan Kertajati off total, atau tutup. Nah kalau tutup, mau operasi lagi ngurusnya dari nol lagi," tutur Rafi.
Bicara soal potensi penumpang, Rafi menjelaskan sesuai analisa pihaknya sebetulnya ada potensi perjalanan sebanyak 6,5 juta penumpang per tahun. Jumlah itu tersebar di cakupan area atau catchment Bandara Kertajati.
Sampai April 2020 sendiri, di mana Kertajati terakhir kali melayani penerbangan, sudah ada sekitar 6.300 penerbangan yang dilayani Bandara Kertajati. Total penumpangnya ada 600 ribu lebih.
"Catchment area Bandara Kertajati itu dari Karawang, sampai Jawa Tengah bagian barat, Brebes, Tegal, itu catchment areanya hasil survei origin and destination kita itu demand-nya 6,5 juta penumpang per tahun. 4,2 jutaan di Bandung Kota," jelas Rafi.
Saksikan juga: Blak-blakan Salahudin Rafi, Kertajati Bandara Dahsyat
[Gambas:Video 20detik]