Jumlah uang beredar (M2) pada April 2020 sebesar Rp 6.238,3 triliun. Posisinya tumbuh 8,6% atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 12,1%.
"Perlambatan M2 disebabkan oleh melambatnya komponen baik uang beredar dalam arti sempit, uang kuasi maupun surat berharga selain saham," tulis keterangan resmi BI, dikutip Rabu (3/6/2020).
Uang kuasi yang memiliki pangsa terhadap M2 sebesar 74,3% dengan nilai sebesar Rp 4.637,3 triliun mengalami perlambatan dari 10,8% (yoy) pada Maret 2020 menjadi 8,5% seiring dengan perlambatan simpanan berjangka, tabungan, maupun giro valas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejalan dengan hal tersebut, surat berharga selain saham juga melambat dari 44,6% pada Maret 2020 menjadi 20,6% terutama didorong oleh peningkatan surat berharga rupiah bank yang dimiliki oleh perusahaan korporasi finansial.
BI juga mencatat perlambatan M1 menjadi 8,4% dari 15,4%. Hal ini karena melambatnya giro rupiah menjadi 9,4% dari sebelumnya 22% karena penurunan saldo giro rupiah milik nasabah korporasi dan perorangan.
Selain itu pertumbuhan dana float uang elektronik yang diterbitkan bank kembali mengalami penurunan minus 14,8% lebih dalam dibandingkan penurunan bulan sebelumnya 10%.
Uang elektronik pada April 2020 tercatat Rp 2,2 triliun dengan pangsa 0,14% terhadap M1. Sementara itu posisi uang kartal di masyarakat (di luar perbankan dan BI) pada April 2020 tercatat Rp 634,1 triliun atau tumbuh 7% meningkat dibandingkan bulan sebelumnya 5,9%.
"Peningkatan ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan uang kartal memasuki bulan Ramadan," tulisnya.
(kil/ara)