Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2020 akan menurun dan membaik kembali pada 2021 mendatang.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengungkapkan pada 2020 pertumbuhan ekonomi diprakirakan berada pada kisaran 0,9%-1,9% pada 2020 dan kembali meningkat menjadi 5%-6% pada 2021.
"Pertumbuhan tersebut disertai dengan inflasi yang terjaga dalam sasarannya 3% plus minus 1%" kata Onny dalam siaran pers, Senin (22/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ini Tanda-tanda Ekonomi RI Bakal Negatif |
Dia mengatakan defisit transaksi berjalan diprakirakan sekitar 1,5% produk domestik bruto (PDB) pada 2020 dan di bawah 2,5% - 3% PDB pada 2021. Onny menjelaskan kontraksi perekonomian global berlanjut, sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan menurun, meskipun saat ini tekanan mulai berkurang.
BI menempuh respons bauran kebijakan untuk memitigasi risiko dampak COVID-19 terhadap perekonomian, serta bersinergi erat mengambil langkah kebijakan lanjutan yang diperlukan secara terkoordinasi dengan pemerintah dan KSSK untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta pemulihan ekonomi nasional.
Saat ini ketidakpastian di pasar keuangan mulai mereda karena penyebaran COVID-19 yang melandai. Pembatasan aktivitas ekonomi sebagai langkah penanganan COVID-19 berisiko menurunkan pertumbuhan ekonomi global 2020 lebih besar dari prakiraan awal.
Namun, kontraksi volume perdagangan dunia dan penurunan harga komoditas tidak sedalam prakiraan sebelumnya. Respons kebijakan dan relaksasi pembatasan kegiatan ekonomi mulai mendorong kegiatan ekonomi di beberapa negara.
Simak Video "Video: BI Sebut Daya Tahan Ekonomi RI Lebih Tinggi Dibanding AS-China"
[Gambas:Video 20detik]